DENPASAR, BALIPOST.com – Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Wisnu Prabowo merilis pengungkapan kasus pemerasan dilakukan sopir taksi, Yanuarius Toebkae (20), Rabu (10/1). Hasil penyidikan kasus tersebut, terungkap alat yang dipakai mengancam oleh pelaku ternyata bukan senjata tajam tapi kipas lipat.
Korbannya asal Amerika berinisial LN (35) berprofesi sebagai penjaga atau penyelamat di pantai.
“Pelaku ini sopir taksi tembakan. Terkait pembayaran tidak berdasarkan argo tapi kesepakatan. Korban sudah diperiksa tapi setelah itu langsung pulang ke negaranya,” tegas Kombes Wisnu, didampingi Kasatreskrim Kompol Mirza Gunawan.
Kronologisnya, Wisnu menjelaskan pada Selasa (2/1) pukul 17.00 WITA korban bersama temannya, LC (35) menumpang taksi dikemudikan oleh pelaku di Jalan Kayu Aya, Seminyak, Kuta, Badung. Menurut Wisnu, saat ditanya korban ongkos taksinya, pelaku menyebut 50.
Maksud pelaku adalah 50 Dolar Amerika, sementara korban mengira Rp 50.000. Saat pelaku minta bayaran, korban menyerahkan uang Rp 50.000.
Saat itulah terjadi perdebatan antara pelaku dan korban. Pasalnya pelaku ngotot minta bayaran 50 Dolar Amerika. “Pelaku langsung marah dan melayangkan pukulan ke korban tapi tidak kena. Selanjutnya pelaku mengatakan tidak mau menurunkan korban bersama temannya apabila tidak bayar 50 Dolar Amerika. Tapi korban tetap menyerahkan uang Rp 50.000 dan diambil oleh pelaku,” ungkapnya.
Namun pelaku kembali mengancam korban sambil minta bayaran 50 Dolar Amerika. Pelaku mengancam korban menggunakan kipas lipat tapi dikira senjata tajam oleh korban.
Karena takut, korban menyerahkan uang 100 Dolar Amerika agar bisa keluar dari taksi tersebut. Akibat kejadian itu, korban mengalami kerugian Rp1.507.500.
Setelah kejadian itu viral, Kapolresta Wisnu membentuk tim gabungan Satreskrim Polresta Denpasar dan Polsek Kuta. Pada Kamis (4/1), polisi mendapat informasi jika pelaku berada di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, hendak terbang ke Kupang, NTT.
Selanjutnya petugas berkoordinasi dengan pihak Avsec Bandara Juanda dan pelaku berhasil ditangkap pukul 18.00 WIB. “Kami ucapkan terima kasih kepada petugas Avsec Bandara Juanda, Sidoarjo atas bantuannya menangkap pelaku,” mantan Direktur Samapta Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil pemeriksaan pelaku mengaku memukul kaki korban tapi tidak kena. Pelaku mengaku emosi lalu mengambil kipas lipat di dashboard taksi seolah-olah seperti memegang pisau.
Selain itu pelaku memberi isyarat menggorok leher menggunakan ibu jari tangan kiri yang ditempelkan ke lehernya. Usai memeras korban, pelaku mencari penumpang di wilayah Seminyak, Kuta, tapi tidak mendapatkan penumpang.
Selanjutnya pelaku kembali ke kos di Jalan Pendidikan, Denpasar Selatan. Pada Rabu (3/1) pukul 10.00 WITA menjemput temannya, Al di Pasar Ampera, Pecatu, Kuta Selatan. Selanjutnya mereka menukarkan uang hasil pemerasan di money changer, kawasan Jimbaran.
Pukul 22.00 WITA, pelaku ditelepon pemilik mobil taksi berinisial KT terkait viralnya kejadian itu. Pelaku langsung ke rumah KT di wilayah Ungasan, Kuta Selatan.
Pelaku menaruh mobil tersebut di pasar buah berjarak 100 meter dari rumah KT. Setelah itu pelaku ke kos menumpang ojek online. Sesampainya di kos pelaku naik mobil travel menuju Surabaya. Pelaku sempat pesan tiket pesawat Denpasar-Kupang untuk mengelabui polisi.
Pada Kamis (4/1) pukul 11.00 WIB pelaku tiba di Terminal Bungurasih, Surabaya dan beli tiket pesawat tujuan Surabaya-Kupang waktu keberangkatan pukul 16.45 WIB. Menumpang ojol, pelaku menuju Bandara Juanda dan ditangkap di dalam pesawat.
“Terkait kejadian ini korban trauma. Oleh karena itu kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kamtibmas. Kami juga meningkat patroli dan mengerakan Polisi Banjar supaya mengajak serta mengimbau masyarakat ikut menjaga keamanan,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)