Salah satu titik TPA liar di pinggir jalan menuju bypass Prof. I.B Mantra dan Pura Klotok. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Persoalan sampah makin susah diselesaikan pemerintah daerah. Setelah TPA Sente di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung ditutup, kemudian TOSS Center di Karangdadi mulai kewalahan mengelola sampah, kini TPA Liar marak bermunculan di pinggir jalan. Sampah-sampah warga dibuang di pinggir jalan, lalu dibakar hingga memicu kepulan asap.

Salah satu titik TPA Liar ada di salah satu pinggir jalan Desa Tojan, akses jalan menuju bypass Prof. I.B Mantra maupun Pura Klotok. Titik TPA Liar ini makin hari makin meluas, hingga tumpukan sampahnya meluber ke tepi jalan raya.

Baca juga:  Sepuluh Sekolah di Klungkung Dipimpin Kasek Baru

Meski sudah dipasangi papan tanda larangan buang sampah sembarangan di areal itu, nampaknya pembuang sampah tidak menghiraukannya. Sampah kian hari kian menumpuk.

Kondisi serupa juga terjadi di pinggir jalan di Desa Takmung dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Banjarangkan. Sampah dibuang dipinggir jalan, kemudian dibakar. Kepulan asap tebal pun kerap mengganggu pengguna jalan yang melintas.

Anggota DPRD Klungkung Komang Suantara, Senin (15/1) mengatakan fenomena ini menjadi masalah baru, akibat polemik TPA Sente itu tidak dapat diantisipasi sejak awal. Selama masalah di TPA Sente dan TOSS Center tidak selesai, akan semakin banyak muncul titik-titik TPA liar.

Baca juga:  Perbaikan Infrastruktur Jalan Putus Dialokasikan Belanja 2023

“Kami akan segera rapat kerja lagi dengan Kepala Dinas LHP. Kami akan tantang lagi di situ, berapa Dinas LHP butuh anggaran untuk menuntaskan pengolahan sampah di TOSS Center maupun di TPA Sente. Ini masalah mendesak. Saya sudah dorong, agar anggaran hibah dari eksekutif tahun ini, bisa dialihkan untuk pengadaan alat pengolahan sampah skala besar, yang benar-benar dibutuhkan Dinas LHP,” tegas Suantara.

Sebelumnya, Kepala Dinas LHP Klungkung I Nyoman Sidang menyampaikan selama ini penanganan sampah di TPA Sente, masih terkendala beberapa alat berat yang rusak. Pihaknya harus mengupayakan dengan cara meminjam ke Pemprov Bali, agar ada beberapa alat berat yang bisa dikerahkan untuk penanganan perataan tumpukan sampah yang sudah lama menggunung dan menyebarkan bau busuk.

Baca juga:  Petani Budidaya Rumput Laut Butuh Akses Permodalan

Disisi lain, sebagai upaya penanganan sampah secara berkelanjutan, pihaknya sudah merencanakan untuk melakukan pengadaan alat. Salah satunya untuk di TPA Sente berupa pengadaan alat berat eksavator dan untuk di TOSS Center, pengadaan alat pemilahan supaya pemilahan bisa berlangsung lebih cepat. Pengadaan alat-alat ini, ditarget sudah terealisasi pada Februari 2024 nanti. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN