MANGUPURA, BALIPOST.com – Ekosistem laut memainkan peran penting dalam melestarikan kehidupan di bumi. Dalam upaya mengurangi polusi dan keasaman laut, ratusan pemengaruh menghadiri Bali Ocean Days (BOD).
Ketua Komite Pelaksana BOD, Yoke Darmawan, Jumat (19/1), mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan ekosistem laut, khususnya di kepulauan Indonesia, yang terkenal dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya. Tema “Exploring Marine Concervation in Indonesia & beyond” menggarisbawahi komitmen Bali untuk menjadi pemimpin global dalam konservasi laut.
BOD yang digelar 2 hari, 19-20 Januari ini menampilkan pendekatan inovatif dan upaya kolaboratif untuk mengatasi tantangan, seperti penangkapan ikan berlebihan, polusi plastik, degradasi habitat dan konservasi koral dan keragaman biota laut.
Sementara itu, Founder Yayasan Sky Blue Sea, Paul Tan, mengatakan, perlunya mencapai serangkaian tujuan penting bagi masa depan planet biru yaitu mengurangi polusi laut dan keasaman laut. Untuk mencapai tujuan tersebut, 250 pemengaruh dan pembentuk opini dari berbagai komunitas, 30 pembicara dengan beragam latar belakang serta para exhibitor peserta showcasse progam sustainability hadir pada BOD.
BOD mencakup diskusi panel, lokakarya, dan pameran praktek berkelanjutan dalam konservasi laut. “Acara ini merupakan bukti dedikasi Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan, dimana pemerintah memainkan peran utama dalam membina kemitraan dan menerapkan kebijakan yang mendukung konservasi laut,” ujarnya di Jimbaran, Badung.
Bali Ocean Days berupaya untuk menginspirasi tidak hanya komunitas lokal tetapi juga komunitas internasional untuk bergandengan tangan dalam menjaga lautan untuk generasi mendatang.
Kepala Dinas Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardiana mengatakan, Bali berupaya memperluas kawasan konservasi karena akan memberikan kontribusi positif bagi perubahan iklim. Kawasan konservasi selain dilakukan di Nusa Penida, Nusa Lembongan, juga di Buleleng dan Karangasem.
Di Buleleng dilakukan di beberapa titik diantaranya di Lovina, Pemuteran, Tejakula sedangkan di Karangasem yaitu di Tulamben. “Setiap kawasan konservasi, sebagai rumah ikan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan, dan terjaga dari sampah plastik. Kawasan konservasi tersebut terdiri dari zona inti dan zona penyangga. Pada zona inti tidak boleh melakukan kegiatan apapun termasuk menangkap ikan, kapal-kapal tidak boleh melintas di kawasan tersebut,” ujarnya.
Secara nasional, kawasan konservasi ditargetkan 30 persen. Sementara luas kawasan konservasi Bali saat ini yaitu 5-6 persen dari luas perairan Bali yang mencapai 6.200 km2. Pada 2024 Bali menargetkan luas kawasan konservasi mencapai 10 persen.
Direktur Armada Pertamina International Shipping Muh. Irfan Zainul Fikri mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan Pertamina dalam menjaga ekosistem laut adalah peremajaan armada pengangkut Pertamina. Saat ini sudah ada 98 armada yang diremajakn dari total 370 kapal tanker yang dioperasikan untuk distribusi energi di domestik maupun internasional. (Citta Maya/balipost)