DENPASAR, BALIPOST.com – Kualitas tidur ternyata menentukan kondisi kesehatan seseorang. Untuk itu, penting bagi kita membuat tidur berkualitas dengan waktu yang cukup. Demikian disampaikan Dokter Eugenia Blanco, Rabu (24/1).
Menurut Enya, panggilan akrabnya, indikator orang kurang tidur terihat dari wajahnya, bawah matanya, sulit berkonsentrasi, mudah marah, hingga gangguan pencernaan. Bahkan kurang tidur dapat memicu gangguan cemas (gangguan jiwa ringan).
Kurang tidur akan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lain seperti diabetes, kegemukan, jantung, stroke. “Tidur adalah kunci kesehatan karena mengontrol otak dan pikiran. Sleep rutin harus dilakukan sejak kecil. Dimulai dari jam bangun pagi juga akan menentukan kondisi tubuh kelelahan sesuai waktu tidur yang sudah ditentukan dan itu sifarnya alami. Misalnya kita bangun pukul 05.00 atau 06.00, maka waktu tidur kita juga akan menyesuaikan dengan kondisi tubuh kita yang sudah kelelahan,” imbuh perempuan yang juga influencer ini.
Untuk dapat mengatasi gangguan tersebut kuncinya adalah tidur yang cukup. Membiasakan diri untuk tidur sesuai waktu yang sudah ditentukan lalu mengulanginya terus menerus di hari berikutnya. “Misalnya kita selesai beraktivitas dan sampai di rumah pukul 09.00, maka tidurlah jam 10.00 dan lakukan itu secara rutin,” jelasnya.
Selain itu penting memperhatikan eksternal stimulan seperti menjauhkan diri dari gadget, TV, dan lampu karena mengurangi paparan benda-benda tersebut, apalagi kondisi kamar gelap akan menstimulasi hormon melatonin lebih tinggi. Hal itu disebutnya membuat lebih cepat mengantuk.
Selain itu, eksternal stimulan yang dapat merangsang tubuh lebih rileks adalah tempat tidur yang nyaman, serta wewangian. Bicara tempat tidur, ia pun mengatakan sprei, bed cover, kasur, bantal, selimut serta printilan lain juga mesti diperhatikan.
Terkait kebutuhan sprei dan aksesoris tempat tidur, CEO IndoLinen, Masrodawati Silalahi mengatakan, pihaknya memiliki beragam produk untuk mendukung tidur berkualitas. Sebab, sprei yang diproduksi mengusung material ramah lingkungan.
Di saat Bali sedang gencar menerapkan ecogreen, usahanya yang berpusat di Pulau Dewata ini pun mengubah packaging dari plastik ke kain. Intinya, ia ingin kenyamanan tidur di hotel bintang 5 bisa dirasakan di rumah. “Kami awalnya suplai dan distribusi wholesale dengan tujuan ke hotel, restaurant, villas, tapi kini BtoC (business to customer, red),” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)