DENPASAR, BALIPOST.com – Penguasaan Bahasa Inggris bagi SDM Bali sangat krusial mengingat Bali sangat tergantung pada pariwisata. Tak heran, peningkatan skill lewat kursus pun banyak diminati generasi muda, terutama yang masih duduk di bangku sekolah. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar Drs. Anak Agung Gede Wiratama, M.Ag., Kamis (25/1), ditemui di sela-sela peresmian wajah baru salah satu tempat kursus berbahasa Inggris, EF.
Menurutnya, peningkatan kualitas SDM melalui kursus Bahasa Inggris banyak diminati karena kualitas yang dihasilkan cukup unggul. Terlebih, berbagai lembaga mempersyaratkan penguasaan Bahasa Inggris termasuk lembaga pemerintahan.
Ia mencontohkan, melanjutkan studi dan mencari kedokteran spesialis harus memiliki skor TOEFL minimal 450. Untuk melamar menjadi karyawan pun, banyak yang mensyaratkan TOEFL. “Artinya semua lini baik di pemerintahan, pendidikan, swasta, semua wajib Bahasa Inggris,” imbuhnya.
Hanya saja dalam pemenuhan skill SDM khususnya di Kota Denpasar, kuota guru Bahasa Inggris terbatas. Kondisi ini menyebabkan siswa juga terbatas mendapat materi ajar. “Sehingga cari guru yang tidak bersertifikasi. Padahal, jika memiliki kualifikasi baik, siswa dapat pelajaran yang baik dan benar,” sebut Wiratama.
Kondisi ini yang membuat pemerintah memerlukan dukungan dari stakeholder untuk meningkatkan SDM dengan kemampuan bahasa yang mumpuni, salah satunya lewat kursus.
Menurut Pendidik Bahasa Inggris, Christina Lusiana, tren orang belajar Bahasa Inggris terutama anak muda terus meningkat. Terbukti usai pandemi, siswa kursus meningkat signifikan mencapai 2.000 orang.
Selain itu, menurutnya, peningkatan jumlah siswa ini juga karena diperbolehkannya pembelajaran tatap muka. “Jadi anak-anak sangat excited untuk belajar tatap muka dan mereka bisa bersosialisasi dengan teman-teman mereka,” kata Center Director EF Hayam Wuruk ini.
Meski banyak lembaga digital yang menawarkan kursus Bahasa Inggris gratis, ia mengutarakan pembelajaran tatap muka atau offline tetap digandrungi. Sebab, siswa dapat melihat langsung melihat dan mendengar para native speaker berbicara sehingga lebih jelas pelafalannya. (Citta Maya/balipost)