DENPASAR, BALIPOST.com – Beras stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) milik Bulog belakangan ini menghilang dari pasar.
Menurut Pemimpin Wilayah Bulog Bali, M. Sony Supriyadi ditemui Selasa (30/1), kekosongan pasokan itu diakibatkan Bulog kehabisan stok kemasan pada akhir tahun 2023. Hanya tersisa 200 – 300 ton. “Stoknya ada tapi sedikit, cuma memang kemasan kami yang datang terlambat,” katanya.
Sony mengatakan, kemasan beras baru datang sehingga pengemasan (rebag) baru dilakukan kembali. Ia mengaku tak mendengar kabar bahwa beras Bulog digunakan untuk kampanye karena ia beralasan beras untuk bantuan pangan peruntukannya sudah jelas sedangkan beras SPHP yang disalurkan ke Rumah Pangan Kita (RPK) atau ritel Bulog terbatas maksimal 2 ton per minggu dalam bentuk kemasan 5 kg.
Namun, jika RPK memiliki downline maka Bulog dapat menambah penyaluran 2 ton sehingga total 4 ton selama dapat mengikuti aturan yang diperintahkan. “Jadi kemungkinan-kemungkinan itu kecil, harusnya malah tidak ada karena masyarakat sendiri membutuhkan beras tersebut,” tandasnya.
Setelah pengemasan akan langsung disalurkan bantuan pangan untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Saat ini kuota beras bantuan pangan Bali adalah 1.914 ton per bulan. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 1.855 ton.
Penyaluran SPHP tahun ini, Bulog Bali ditargetkan 10.200 ton, sehingga per bulan 900 ton penyaluran. “Namun, karena ada kendala keterbatasan kemasan, jadi memang kita agak terlambat tapi untuk saat ini kami sudah siap termasuk penyaluran bantuan pangan yang seharusnya alokasi untuk Januari sudah mulai dilakukan, tapi karena perlu dilakukan validasi dan verifikasi sehingga agak terlambat,” ungkapnya.
Menipisnya stok beras Bulog di akhir tahun tidak serta merta dilakukan pengadaan. Menurutnya karena aturan pengadaan beras berlakunya dari awal tahun hingga akhir tahun. “Kami menunggu peraturan itu tapi sebetulnya pemerintah pusat sudah melakukan percepatan pengadaan. Awal tahun sudah ada perintah itu untuk melakukan penyaluran SPHP dan penyaluran pangan,” ujarnya.
Meski demikian, ia mengklaim stok tersedia dan siap disalurkan dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. “Mudah-mudahan dalam minggu ini sudah mulai bisa disalurkan,” imbuhnya.
Bulan Januari stok beras Bulog 2.700 ton yang mana 1.900 untuk bantuan pangan dan SPHP 400-500 ton. “Kita juga akan kedatangan beras 10.000 ton minggu ini,” ujarnya.
Sementara beras SPHP telah disiapkan di setiap gudang Bulog yang ada di Bali kecuali gudang Jembrana karena sedang ada fumigasi sehingga dialihkan untuk pengambilan di gudang Kediri.
Ia menegaskan harga beras SPHP Bulog tetap sama yaitu Rp9.950 per kg dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp10.900 per kg atau Rp54.500 untuk kemasan 5 kg. Biasanya beras SPHP dikemas dalam 5 kg dan bantuan pangan dalam kemasan 10 kg. “Tidak ada perubahan harga untuk beras SPHP. Harga SPHP tidak naik, tetap, kami tidak menaikkan harga SPHP,” tegasnya. (Citta Maya/balipost)