Ratusan peserta Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali dengan Keyboard Aksara Bali semarakkan pembukaan Bulan Bahasa Bali ke-6 Tahun 2024, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Art Center Denpasar, Kamis (1/2). (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com- Bulan Bahasa Bali (BBB) ke-6 tahun 2024 resmi dibuka, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Art Center Denpasar, Kamis (1/2) dan akan digelar hingga 2 Maret 2024. Pembukaan kegiatan sastra daerah tahunan ini tanpa dihadiri oleh Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya dan diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra.

Sekda Dewa Made Indra sebelum memulai sambutannya mengatakan bahwa pada Pembukaan BBB ke-6 tahun 2024 ini Pj. Gubernur Bali tidak bisa hadir untuk membuka. Sehingga, Sekda Bali ditugaskan untuk mewakili Pj. Gubernur Bali untuk membuka BBB ke-6 tahun 2024. “Mohon maaf karena pada acara pembukaan Bulan Bahasa Bali ke-6 ini, pemimpim Pemerintah Provinsi Bali, Penjabat Gubernur Bali, Bapak Sang Made Mahendra Jaya tidak bisa datang, oleh karena itu Bapak Penjabat Gubernur Bali menugaskan saya mewakili Penjabat Gubernur Bali,” ujar Dewa Made Indra.

Baca juga:  Unud Ciptakan "Ratna," Bantu Dokter Minimalkan Kontak Fisik dengan Pasien

Pembukaan BBB ke-6 ditandai dengan Nancebang Wayang Kanda Raja oleh Sekda Dewa Indra bersama Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha. Tampil memeriahkan pembukaan, sesolahan Sandya Gita “Smaradhana” oleh Sanggar Seni KOKAR Bali SMKN 3 Sukawati.

Selain itu, pembukaan BBB ke-6 Tahun 2024 ini juga disemarakkan dengan Festival Nyurat Lontar yang diikuti 500 orang peserta, dan Festival Ngetik Aksara Bali dengan Keyboard Aksara Bali yang melibatkan sebanyak 200 orang peserta.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, mengatakan pelaksanaan BBB digelar selama sebulan penuh. Hanya saja, karena ada pesta demokrasi, jadwal 13 dan 14 Februari dikosongkan untuk memberikan kesempatan masyarakat untuk mengikuti pencoblosan. Sehingga pelaksanannya berlangsung hingga 2 Maret 2024.

Pelaksanaan BBB ke-6 ini mengangkat tema “Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga” yang bermakna Bulan Bahasa Bali merupakan Altar Pemuliaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali Sebagai Sumber Kebenaran, Kebijaksanaan dan Cinta Kasih untuk Memperkuat Jati Diri Krama Bali. Tema ini diterjemahkan ke dalam 6 agenda, yakni Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Seni Pertunjukan), Widyatula (Seminar), Kriyaloka (Workshop) dan Reka Aksara (Pameran). Tahun ini juga memberikan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh penggiat sastra.

Baca juga:  Bulan Bahasa Bali Dibuka Tanpa Penonton, Undangan dan Pengisi Acara Wajib Tes Antigen

Dalam agenda Wimbakara (Lomba) menyajikan berbagai jenis lomba dengan jumlah 20 lomba. Lomba akan dibagi menjadi 2 kategori, yakni lomba yang pesertanya adalah perwakilan kabupaten/kota (6 lomba) dan lomba yang diikuti oleh masyarakat umum (14 lomba). Ada lomba yang kategori baru yang menjadi ikon dalam Bulan Bahasa Bali adalah lomba bebanyolan (stand up komedi).

Untuk sesolahan (seni pertunjukkan) akan mementaskan sebanyak 5 kali pertunjukan, dengan rincian pentunjukan pembukaan dengan lakon Smaradahana, pertunjukkan penutupan dengan lakon Andabhuwana, Panggung Apresiasi Sastra dengan lakon Jaratkaru. Untuk Panggung Apresiasi Sastra ini akan mementaskan Wayan Cenk Blonk. Untuk agenda Widyatula (Seminar) akan dilaksanakan sebanyak 2 kali, yakni Seminar Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Diisi pula bedah Lontar dengan judul Wreti Sesana/Dharma Kahuripan/Putra Sesana/Sila Krama.

Baca juga:  Imigrasi Limpahkan Warga Cina ke Kejaksaan

Untuk Kriyaloka (Workshop) juga diselenggarakan sebanyak 2 kali, yaitu Pengembangan Aksara dan Pasang Aksara Bali dan workshop Drama Bali Modern. Sementara Reka Aksara (Pameran) mengambil tema Pameran Dharmakriya “Transformasi Bahasa, Aksara dan Sastra Bali dalam Teknologi Kreatif. Pameran akan diikuti oleh Perajin, Penenun, Pangusada, dan sebagainya.

Untuk Bali Kerthi Nugraha Mahottama, penerimanya 2 orang. Proses seleksinya, dimulai dari usulan dari masing-masing kabupaten/kota yang mengirimkan 2 nama sebagai calon penerima penghargaan, lalu diseleksi oleh tim penilai. (Ketut Winatha/balipost)

BAGIKAN