DENPASAR, BALIPOST.com – Kriminalitas di Bali yang dilakukan penduduk pendatang dalam beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan banyak netizen berasumsi tingginya angka kriminalitas itu disebabkan makin banyaknya duktang yang masuk ke Bali
Duktang dinilai belum memahami kultur budaya Bali.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan agar masyarakat jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa kriminalitas yang terjadi akibat duktang.
Sebab, banyak faktor penyebab terjadinya kriminalitas. Terlebih di kota. “Kita tidak boleh terlalu cepat ambil kesimpulan ketika penduduk banyak datang kriminalitas banyak jumlahnya kita langsung menyatakan peningkatan kriminalitas karena penduduk pendatang. Tidak boleh seperti itu secara metodologi tidak begitu,” ujar Dewa Indra, Kamis (1/2).
Dewa Indra mengungkapkan meskipun data jumlah duktang terus meningkat yang beriringan dengan kriminalitas marak, namun belum tentu ada kausalitas terkait kedua hal ini.
Untuk memastikannya perlu dilakukan penelitian. Apalagi, kriminalitas bisa saja terjadi dimana-mana, dan itu harus diterima menjadi sebuah realita. “Apakah hanya di Bali saja banyak penduduk pendatang? Kriminalitas kan terjadi dimana-mana, termasuk di masyarakat yang sangat homogen,” tandasnya.
Dewa Indra menegaskan bukan darimana asal kriminalitas itu, namun bagaimana cara mencegah kriminalitas dan menanganinya dengan baik. Terutama bagaimana menegakkan hukumnya. Sehingga, memberikan efek kepada yang lain bahwa kalau melakukan kriminalitas hukum di Bali pasti akan tegak untuk mengeksekusinya. Apalagi, kriminalitas tidak saja dilakukan oleh masyarakat lokal, namun juga ada beberapa dilakukan wisatawan asing.
Ditanya terkait pengaruh kriminalitas terhadap pariwisata Bali, Dewa Indra mengaskan tidak serta merta berpengaruh. Sebab, berbicara hal-hal yang mempengaruhi pariwisata Bali tidak hanya kriminalitas.
Banyak variabel lain yang mempengaruhi pariwisata di Bali. Seperti, lingkungan yang tidak baik, sampah yang tidak tertata, perilaku sebagian warga yang tidak ramah pada wisatawan. Ia menegaskan bahwa semua hal dapat berpengaruh terhadap pariwisata Bali. Sehingga, semuanya harus ditangani dengan baik.
Dewa Indra, mengatakan setiap kriminalitas yang dilakukan oleh siapapun, baik itu WNI dan WNA, aparat kepolisian akan menindaklanjuti sepanjang pelaku masih ditemukan. Namun kebanyakan fenomena kriminalitas saat ini pelakunya saat dicari sudah pulang kampung atau sudah kembali ke negara asalnya.
“Setiap ada tindak kriminalitas ditangani secara cepat karena itu menumbuhkan kepercayaan, sehingga orang tidak ragu ke Bali. Kriminalitas ada dimana-dimana tidak hanya di Bali yang membedakannya adalah tingkat respon dari sistem yang dimiliki untuk tangani kriminalitas. Selama dibiarkan orang tidak akan berkunjung,” tegasnya. (Ketut Winatha/balipost)