Ratusan penghuni Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan, Rabu (14/2) sangat antusias melaksanakan hajatan demokrasi pemilihan umum, yakni pemilihan wakil rakyat dan juga pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. (BP/asa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Ratusan penghuni Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan, Rabu (14/2) sangat antusias melaksanakan hajatan demokrasi pemilihan umum, yakni pemilihan wakil rakyat dan juga pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Saking antusiasnya pemilih, kertas suara di TPS 901 kekurangan hingga 15 pemilih. Rencananya, kertas suara akan didatangkan setelah TPS lain tutup sekitar pukul 11.00 WITA. “Nanti setelah jam 11, akan ditutup TPS lain. Dan kertas akan didatangkan dari luar LP yakni TPS 29 Kerobokan,” kata Ketua KPPS 901, Desliana Harzanti.

Yang menarik, ratusan warga binaan tersebut saat melakukan pencoblosan ada yang kompak menggunakan pakaian adat se-Nusantara dan sebagian lagi menggunakan baju bercorak pink karena pemilihan bertepatan dengan hari valentine.

Baca juga:  Desa Adat Baha Gelar Karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya

Menurut Kalapas Perempuan Kelas II A Kerobokan, Ni Luh Putu Andiyani, jumlah penghuni lapas perempuan saat ini sebanyak 228. Namun yang mempunyai hak suara yang masuk dalam DPT sebanyak 136 orang, DPTB (termasuk petugas) sebanyak 80 orang, sehingga dalam pemilihan tahun ini ada sebanyak 216 orang yang menentukan pilihan di Lapas Perempuan.

“Total pemilih di Lapas Perempuan 216, dan jumlah penghuni lapas saat ini 228 termasuk WNA,” jelas Andiyani.

Kalapas menjelaskan, selain warga asing yang tidak nyoblos juga ada KTPnya yang tidak valid. Dijelaskan, begitu TPS dibuka warga binaan sangat antusias menggunakan hak pilihnya. Hal tersebut tak lepas dari sosialisasi yang dilakukan bersama KPU sebelum hari pencoblosan berlangsung.

Baca juga:  Tata Cara Presiden Ikut Kampanye Diatur UU Pemilu

Yang menarik, kalapas Andiyani mempermak suasana TPS 901 menjadi suasana yang segar dengan nuansa pink, dihiasi balon dan berbagai pernak pernik, lalu si pemilih menggunakan pakaian adat Se-Nusantara. Hal itu dilakukan untuk mempererat dan mendekatkan rasa nasionalisme karena penghuni Lapas Perempuan datang dari berbagai suku ras dan agama.

Pakaian adat dari berbagai daerah itu disediakan pihak lapas sendiri. Konsepnya adalah kebhinekaan dan penuh kenusantaraan. “Mereka dari berbagai daerah. Dengan menggunakan pakaian daerah, biar mereka ingat daerahnya masing-masing, untuk memperkuat kesatuan republik ini,” ucap Andayani, sembari menyebut jika pakain serba pink itu diproduksi langsung oleh warga binaan perempuan.

Baca juga:  Pelebon Permaisuri Ida Dwagung Peliatan IX Jadi Tontonan Wisatawan

Ketua KPPS, menambahkan bahwa ada 216 orang yang menggunakan hak pilihnya di TPS 901 Lapas Perempuan. Diakui mereka para warga binaan melakukan hak demokrasinya sangat antusias dan diikuti semeriah mungkin. “Kami menghias dengan tampilan valentine dan ramaikan dengan pemakaian adat se Nusantara. Pemilihan dilakukan dengan penuh sukacita,” jelasnya.

Desliana mengatakan, setelah melaksanakan pemungutan suara, pihaknya akan melakukan penghitungan suara lalu diserahkan ke PPK. “Mekanismenya adalah setelah selesai penghitungan, kami berkoordinasi melalui PPS yang ada di Kerobolan Kelod lalu dilanjutkan ke PPK,” jelasnya. (Miasa/balipost)

BAGIKAN