Ida Pedanda Gede Putra Kekeran sebagai Wiku Yajamana karya melakukan nubung pedagingan di Padmasana Pura Puseh dan Desa, Desa Adat Keramas. (BP/Ist)

GIANYAR, BALIPOST.com – Bertepatan dengan rahina Manis Galungan, Kamis (29/2), ratusan krama adat Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar melaksanakan upacara nubung pedagingan, yang merupakan bagian dari upakara Rsi Gana dan Mlaspas Agung di Pura Kahyangan Desa setempat.

Upacara ini digelar serangkaian Karya Mamungkah, Mapadudusan, Tawur Agung, Menawa Ratna, Ngusaba Desa Ngusaba Nini di Pura Puseh dan Desa, Desa Adat Keramas.
Upacara yadnya ini dilakukan setelah hal serupa pernah dilakukan sekitar 34 tahun yang lalu.

Berdasarkan cerita tetua masyarakat adat Keramas, upacara dengan tingkatan yang sama pernah juga dilakukan pada tahun 1972 dan terakhir tahun 1993.

“Sebagaimana tertuang dalam tatwa, dan berdasarkan petunjuk dari sang Wiku, maka dalam rentan waktu pengurip bumi, yakni setidaknya 30 tahun keberadaan tempat- tempat suci agar dilaksanakan kembali prosesi yadnya untuk memfungsikan dan menguatkan kembali nilai- nilai spritual yang ada di tempat suci, dalam hal ini Pura Kahyangan Desa,” kata Bandesa Adat Keramas sekaligus Manggala Karya I Nyoman Puja Waisnawa.

Baca juga:  Paiketan PKBCCL Gelar Hut ke - 6 dan Grand Reunion

Selain di Pura Puseh dan Desa, upacara yang sama juga digelar bersaman di kahyangan desa adat, yakni Pura Ulun Desa dan Pura Pancoran Naga Konci. “Keempat Pura ini merupakan pura kahyangan desa, yang diempon oleh kurang lebih 2000 KK,” katanya.

Upacara Rsi Gana, Mlaspas Agung dan Mependem Pedagingan di empat pura tersebut dipuput oleh enam sulinggih. Di Pura Puseh dan Desa dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Kekeran sekaligus sebagai Yajamana Karya, dan Ida Pedanda Budha Gunung Sari.

Untuk di Pura Ulun Desa, dipuput oleh Ida Pedanda Padang Tegal Delodan, Ida Pedanda Budha Istri Geria Gede Batuan dan Ida Rsi Geris Sindu Keramas. Sedangkan di Pura Patirtan Naga Kunci di puput oleh Ida Pedanda Geria Wanayu, Bedulu.

Baca juga:  Rai Mantra Balik ke "Habitat"

Sehari sebelumnya, bertepatan dengan hari raya Galungan, dilaksanakan upacara mepada alit, yakni upacara penyucian sejumlah binatang atau wewalungan seperti Kebo, Godel, kambing, angsa, babi, itik dan ayam, yang akan digunakan untuk upacara Rsi Gana.

Untuk pelaksanaan karya ini, keseluruhan proses karya telah dimulai sejak 9 Januari 2024. Dalam kegiatan karya ini, kegiatan masyarakat akan penuh dalam mempersiapkan karya, sehingga akses lalu lintas yang digunakan oleh masyarakat umum banyak terganggu.

Dengan demikian, kami mohon maaf kepada masyarakat yang akan melintas dari jalan By Pas Ida Bagus Mantra menuju kota Gianyar akan mengalami gangguan akibat kegiatan upacara yang dilakukan oleh masyarakat.

Baca juga:  Seniman Arja Ketut Dibia, Pemeran Cupak dan Penasar Buduh Berpulang

Untuk dudonan karya sebagai permakluman kepada masyarakat luas, bahwa tanggal 6 Maret 2024 dilakukana upakara Mendak Ida Bhatara Pengrajeg ke Pura Taman Pule, Desa Mas yang akan melibatkan ratusan krama. Dilanjutan proses mendak bagia tanggal 8 Maret 2024, Melasti tanggal 9 Maret 2024 ke Pantai Masceti, Tawur Agung tanggal 15 Maret 2024 yang akan menutup akses jalan raya, dan puncaknya pada tanggal 19 Maret 2024.

Dilanjutkan kemudian, ida Bhatara nyejer selama 11 hari, dan dilakukan proses penyineban 31 Maret 2024, dan seluruh proses berakhir pada 1 April 2024. Tujuan dari seluruh rangkaian prosesi karya ini adalah ngrastititiang jagat (mendoakan alam semesta) khususnya wilayah Desa Keramas, sehingga tercipa kesukertaan dan keharmonisan, baik di bidang parahyangan, pawongan dan palemahannya. (Agung Dharmada/Balipost)

BAGIKAN