Suasana di Warung Dadong Located, Blahkiuh, Badung yang menggunakan pembayaran nontunai QRIS BRI untuk memudahkan pelanggannya. (BP/kmb)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Lokasinya yang berada di Desa Blahkiuh, Badung yang relatif sepi dan masuk ke perumahan penduduk tak membuat Warung Dadong Located sepi pembeli. Dari kalangan pegawai kantoran hingga anak sekolahan tak henti meramaikan warung rumahan yang menjual masakan khas Bali; lawar, kuah balung, dan daging goreng ini.

Pembelinya pun bukan hanya dari warga yang ada di sekitar lokasi itu, melainkan dari seluruh Bali. Bahkan tak sedikit pula, mereka yang sedang berlibur ke Pulau Dewata rela jauh-jauh ke warung rumahan itu untuk bisa menikmati cita rasa kaya rempah atau bumbu lengkap (basa genep) khas Bali itu.

Memang, cita rasanya yang khas menjadikan warung yang awalnya kecil itu makin luas dan terkenal seperti saat ini. Menantu dari pemilik warung yang akrab disapa Bu Nia mengutarakan keluarganya sudah merintis usaha kuliner rumahan ini sejak 2012.

Baca juga:  Kinerja Agen BRILink Makin Moncer, Raup Fee Based Income Rp.702,7 miliar

Dirinya yang kini juga ikut mengelola warung makan itu mengatakan seiring perjalanan waktu, pihaknya pun mulai mengikuti perkembangan zaman. Promosi tak lagi hanya lewat mulut ke mulut, melainkan dengan menggunakan media sosial.

Cara ini diakuinya cukup efektif karena makin banyak orang yang mengenal warungnya. Pelanggannya pun tak lagi pegawai kantoran, merambah juga ke generasi Z yang lebih melek medsos. “Berbagai info terkait aktivitas warung makan ini kami share di medsos sehingga pelanggan bisa mengetahui perkembangan. Misalnya kalau warung akan tutup, kami pasang pengumuman di medsos sehingga para pelanggan tidak percuma sudah datang jauh-jauh ternyata tidak jualan,” ungkap istri Made Widiana ini.

Tak hanya media sosial yang dirambah, pembayaran secara nontunai juga diberlakukan, salah satunya dengan QRIS BRI. Ia mengaku makin mudah dalam bertransaksi dan penjualannya meningkat karena pembayaran bisa dilakukan secara digital. “Waktu pandemi Covid-19 kami sangat terbantu dengan sistem pembayaran nontunai,” tuturnya.

Baca juga:  Hanya Rutin Nabung dan Transaksi, Anung Tak Sangka Menang Mobil dari BRI Simpedes

Salah satu pelanggan Dadong Located yang ditemui di lokasi pada Kamis (14/3), Kadek Diana, mengakui sering datang untuk menikmati masakan khas Bali. Ia pun merasa terbantu dengan penggunaan QRIS di warung itu karena sudah terbiasa menggunakan nontunai dalam bertransaksi. “Kalau pakai nontunai lebih mudah. Gak perlu pusing mikirin kembaliannya bakal dikasi permen atau harus bawa uang receh lagi,” ujar Diana.

Data Bank Indonesia Bali, QRIS telah berperan dalam menciptakan ekosistem digital bagi UMKM. Sebanyak 96 persen dari 762.577 merchant QRIS di Bali merupakan UMKM.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali, Erwin Soeriadimadja, mengatakan, QRIS memliki peran strategis mengakselerasi ekosistem digital di Provinsi Bali.
Volume transaksi QRIS secara nasional dari Januari hingga Oktober 2023 telah mencapai 1,6 miliar transaksi atau melampaui target transaksi 2023 yaitu 1 miliar. Pengguna QRIS saat ini 43 juta, atau tercapai 90 persen dari target 45 juta. Sedangkan jumlah merchant QRIS yaitu 29,6 juta merchant yang 92 persennya merupakan UMKM.

Baca juga:  Apresiasi Loyalitas Nasabah, BRI Kembali Gelar BritAma FSTVL

 

Sementara itu, dari data BRI, sepanjang 2023 volume transaksi merchant QRIS BRI mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 400 persen.

Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengatakan, hal ini menunjukkan penggunaan QRIS semakin diminati masyarakat karena lebih mudah dan cepat.

Adapun jumlah merchant QRIS BRI telah mencapai 3,7 juta atau tumbuh 30% year-on-year (yoy) seiring dengan akuisisi merchant QRIS BRI yang dilakukan secara masif. Pada tahun ini, akuisisi merchant QRIS BRI diproyeksikan mengalami pertumbuhan 20% yoy dengan volume transaksi diproyeksikan tumbuh sekitar 18% yoy. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN