SEMARAPURA, BALIPOST.com – Persoalan sampah kini membuat pusing hampir semua desa di Klungkung. Sampah-sampah berbungkus plastik sudah menggunung karena sudah beberapa hari tidak terangkut.
Kondisi ini hampir merata terjadi di semua desa, lantaran TPA Sente terus-terusan terbakar. Sementara TOSS Center yang diandalkan juga sudah kewalahan.
Sampah nampak menggunung di setiap ujung gang pemukiman warga. Kondisi ini menimbulkan kesan kumuh. Sebagian besar perbekel mengeluhkan kondisi ini, lantaran sampah sudah menumpuk tetapi belum bisa diangkut untuk dibawa ke TOSS Center maupun ke TPA Sente.
Salah satu perbekel, yakni Perbekel Desa Kusamba I Nengah Semadi Adnyana, saat dihubungi Kamis (14/3) tak menampik kondisi tersebut. Tumpukan sampah itu, kata dia, disebabkan naiknya volume sampah setelah serangkaian hari raya. Mulai dari Galungan dan Kuningan, hingga prosesi Kesanga dan Nyepi.
“Di TOSS Center di Dusun Karangdadi kondisinya masih krodit. Kami belum bisa bawa sampah-sampah itu kesana. Disana katanya terkendala peralatan, selain itu tenaganya juga sedikit,” terangnya.
Rencananya, sampah-sampah itu mulai diangkut ke TOSS Center Jumat (15/3) sampai Sabtu (16/3). Dia menargetkan tenaga angkut dengan armada dua truk dari desanya akan menyelesaikan pengangkutan sampah tersebut dalam waktu dua hari.
Beda dengan desa lain, Semadi Adnyana menegaskan Desa Kusamba membuang sampahnya hanya ke TOSS Center, tidak lagi ke TPA Sente. Sehingga Desa Kusamba relatif bisa menyelesaikan darurat sampah saat ini.
Sementara desa-desa lain, saat ini masih menunggu kepastian situasi di TPA Sente. Meski ada desa yang memiliki TPS3R, tetapi residu hasil pengolahannya tetap harus dibuang ke TPA Sente. Apalagi, desa yang tidak memiliki sistem pengelolaan sampah sendiri.
Sehingga, kondisi ini membuat banyak perbekel di Klungkung, khususnya di Klungkung Daratan mengeluh. Kepala Dinas PMD Pengendalian Penduduk dan KB I Wayan Suteja, saat dihubungi Kamis (14/3) mengakui banyak perbekel mengeluhkan kondisi tersebut kepadanya, agar selanjutnya disampaikan kepada Penjabat Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika.
“Memang banyak perbekel yang mengeluhkan kondisi ini. Kami akan sampaikan kepada bapak PJ, agar masalah-masalah ini dapat segera diatasi,” kata Suteja.
Persoalan sampah ini sudah berbulan-bulan belum bisa ditangani secara taktis dan efektif. Belum ada solusi jangka pendek maupun jangka panjang, setelah keberadaan TPA Sente terus menuai polemik, lantaran terus-terusan terbakar. Terbaru, TPA Sente ini lagi-lagi terbakar Rabu (13/3) malam.
Petugas Damkar dan BPBD Klungkung dibantu pihak terkait lainnya pun kembali harus melakukan upaya pemadaman api, Kamis (14/3), dengan mengerahkan sejumlah armada pemadam kebakaran, agar kepulan asapnya tidak mengganggu warga sekitar. Selain itu, desa-desa juga agar bisa kembali membuang residu sampah ke TPA Sente.
Sementara untuk kondisi TOSS Center yang rencananya kapasitas produksinya terus ditambah berikut tenaga pilah di dalamnya, belum menunjukkan kontribusinya dalam mengatasi masalah ini. Guna mengatasi masalah ini, Pemkab Klungkung harus menerapkan pola penanganan yang tepat, agar sampah tidak terus-menerus menggunung, baik di desa, di kota, maupun di pasar-pasar yang dikelola langsung UPT Pasar. (Bagiarta/balipost)