SINGARAJA, BALIPOST.com – Teruna teruni di Desa Adat Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng terus berkomitmen menjaga dan menjalankan tradisi warisan leluhur Ki Barak Panji Sakti, yakni Megoak Goakan. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa penampilan tradisi di Desa Adat Panji pada Ngembak Geni pada 12 Maret 2024.
Diiringi gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai penonton, ratusan teruna – teruni ini membentuk sebuah barisan. Biasanya barisan pasukan goak ini terlihat meliuk-liuk seperti seekor ular yang diikuti dengan teriakan meniru suara burung gagak. Begitu ekor goak tertangkap, maka permainan dinyatakan berakhir.
Tradisi Megoak Goakan di Desa Panji digelar setahun sekali untuk menghormati jasa Raja Ki Barak Panji Sakti. Pada saat masa pemerintahannya di Kerajaan Buleleng, Ki Barak Panji Sakti adalah seseorang raja yang terkenal baik hati dan memiliki jiwa kepemimpinan tinggi.
Biasanya kegiatan Megoak Goakan tidak hanya dilakukan di Lapangan Desa Panji. Melainkan juga dilakukan di Monumen Bhuana Kertha dan beberapa banjar yang ada di Desa Adat Panji.
Kelian Teruna Desa Adat Panji, Wayan Ganesha menuturkan Megoak Goakan merupakan tradisi warisan leluhur yang harus terus dilestarikan. Tarian ini, menurutnya, merupakan simbol keberanian dan semangat juang para pemuda Panji dalam mempertahankan wilayahnya.
Bahkan Lebih dari sekadar tarian, Megoak-Goakan menjadi wadah bagi generasi muda untuk mempelajari sejarah dan nilai-nilai luhur budaya mereka. Bahkan sebagai bentuk sujud bakti para truna truni ini mengikuti prosesi persembahyangan yang dilakukan di Pura Pajenengan Panji Sakti.
Lanjutnya, Sekaa teruna-teruni Desa Panji tidak hanya aktif dalam pertunjukan, tetapi juga edukasi. Mereka rutin mengadakan workshop dan seminar untuk mengenalkan Megoak-Goakan kepada generasi muda.
Hal ini terbukti, di tengah modernisasi, tradisi Megoak-Goakan menjadi bukti bahwa budaya leluhur masih hidup dan berkembang di Desa Panji. (Nyoman Yudha/balipost)