Penyintas diberikan edukasi terkait penanganan penyakit dideritanya, baik secara fisik maupun psikologis. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Psoriasis merupakan penyakit autoimun inflamasi yang ditandai dengan lesi merah dan plak meradang. Sebagai penyakit yang menyerang kulit, tulang, hingga sendi, psoriasis dianggap tidak hanya menyerang fisik, namun juga kondisi psikologis.

Menurut dr. I Gusti Ayu Raka Susanti, M.Kes, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Bali, para penyintas psoriasis kerap kali mendapatkan stigma negatif di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kondisi khas terhadap kulit, para penyintas psoriasis sering dianggap sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya. Hal ini yang semakin membuat penyintas psoriasis mengalami penurunan produktivitas dan membutuhkan perhatian yang lebih baik.

Dikutip dari National Psoriasis Foundation USA, selain pengobatan untuk menangani inflamasi dan plak yang
muncul, melakukan kegiatan yang membantu mengelola emosi dan stress juga penting. Misalnya melakukan olahraga yoga dan bersosialisasi dengan sesama pasien psoriasis.

Baca juga:  Hadapi Pandemi, Bangsa Indonesia Butuh Sikap Resiliensi

Yoga dinilai dapat membantu meringankan nyeri sendi, meningkatkan rentang gerak, serta mengendalikan stress melalui meditasi. “Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyambut baik inisiatif sejumlah pihak dalam mengedukasi para penyintas Psoriasis di Bali. Salah satunya, Erha yang melakukannya lewat Erha Skinability,” ujarnya, Sabtu (16/3).

Sebagaimana diketahui, penyakit psoriasis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan dan
menyebabkan sel-sel kulit tumbuh dengan cepat sehingga ada kondisi khas dalam kulitnya. “Untuk itu para penyintas psoriasis harus sama-sama kita dukung dan kita kuatkan, jangan malah dianggap bahwa penyakit ini menjadi batasan bagi mereka untuk beraktivitas di kesehariannya,” saran Raka Susanti dalam keterangan tertulisnya.

Disampaikan Founder Komunitas Psoriasis Indonesia, Chiara Lionel Salim, program edukasi diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat yang lebih luas, tidak hanya bagi penyintas psoriasis namun juga bagi keluarga penyintas dan lingkungan sekitar untuk saling menguatkan dan bergandengan tangan bersama dalam menghadapinya. “Menjadi penyintas psoriasis bukan hanya memikirkan tentang ruam yang melekat di kulit, tapi ini adalah perjalanan hidup yang penuh tantangan dan penuh perjuangan mengendalikannya,” sebutnya.

Baca juga:  Kembali Turun, Tambahan Kasus COVID-19 Nasional di Kisaran Empat Ribuan Orang

Dalam Komunitas Psoriasis Indonesia, anggotanya selalu menguatkan antara satu dengan yang lain, saling menginformasikan jika ada informasi terbaru terkait dengan psoriasis. “Sehingga para anggota juga selalu tau dan memahami tentang cara meminimalisir jika gejala psoriasis sedang memburuk,” paparnya.

Dijelaskan Chief Corporate Affaris Officer Arya Noble Group, Andreas Bayu Aji, pihaknya menggelar program edukasi ke Penyintas Psoriasis untuk membantu mereka mengendalikan penyakit yang dideritanya. Kegiatan yang diawali dengan kelas Yoga kemudian dilanjutkan dengan diskusi secara langsung bersama para dokter spesialis kulit dan kelamin ERHA Ultimate, yang juga mengedukasi para penyintas terkait cara-cara mengontrol penyakit psoriasis agar tidak semakin memburuk.

Baca juga:  Idap Penyakit Psoriasis, Kadek Netri Tak Boleh Terkena Sinar Matahari

Program ini juga mencakup layanan Erha Atopy and Skin Disease Center merupakan program klinikal dengan fokus mengatasi permasalahan kulit seperti dermatitis atopik, psoriasis, vitiligo dan penyakit kulit lainnya di Indonesia. “Kami tergerak memberikan edukasi dan pendampingan kepada para penyintas untuk selalu menegakan kepala dan bergandengan tangan bersama dalam menghadapi penyakit psoriasis ini. Kami yakin kita bisa membantu untuk mengubah stigma negatif tentang psoriasis di masyarakat dengan memberikan layanan kesehatan yang baik untuk mereka, sehingga para penyintas merasakan dampak positif yang signifikan,” tutupnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN