Puluhan penjor milik STT dan banjar adat di Kesiman membuat suasana ngerebong, Minggu (17/3), tambah meriah dan semarak. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – Seru, megah dan indah. Itulah kesan menonjol pada parade penjor dalam rangkaian tradisi ngerebong di Desa Adat Kesiman Denpasar. Kesan seru tersebut tampak saat 34 sekaa teruna teruni (STT) dan warga banjar di Desa Adat Kesiman mulai memasang penjor pada Sabtu (16/3). Para sekaa teruna sudah memadati areal Pura Petilan Kesiman sejak siang hari. Mereka semua memasang penjor kreasi berukuran besar. Tak jarang ada penjor yang sampai panjangnya 15 meter.

Yang paling seru adalah ketika para STT ini menancapkan penjor yang memerlukan puluhan orang dengan teknik tradisional tanpa boleh menggunakan crane atau alat berat. Di situlah kekompakkan tim diuji bagaimana membuat penjor yang lengkap dan langsung menancapkannya secara mandiri. Kekompakkan ini juga menjadi aspek penilaian selain keindahan.

Baca juga:  Prajuru Banjar Abian Tubuh Bagikan Ratusan Paket Sembako

Atraksi memasang penjor ini mendapat sambutan dari warga yang menyaksikan. Tak jarang akibat terkena angin kencang saat menancapkan penjor ujungnya oleng ke kanan dan ke kiri. Namun, akhirnya sukses berdiri tegak, saat itulah tepuk tangan bergemuruh bagi kesuksesan STT yang memasang penjor secara sempurna.

Warga yang menyaksikan pemasangan penjor ini kagum dengan keindahan penjor semua peserta. Selain besar, tingkat kesulitan membuat hingga memasang penjor ini. Ada penjor yang memasang tapel para Dewata dan sangat indah serta megah.

Baca juga:  Akses Pantai Yeh Gangga Ditutup saat Banyu Pinaruh

Menurut ketua STT Banjar Meranggi Kesiman, I Kadek Febrian Ramartha,  lewat lomba dan parade penjor saat Pangarebongan di Pura Petilan Kesiman ini dia mendapatkan nilai positifnya yakni, menggalang rasa memiliki dan kebersamaan antaranggota STT. Sebab untuk membuat satu penjor besar perlu persiapkan sejak sebulan lamananya. Hampir semua bahan dibuat dan dirakit serta difinishing krama STTdi banjar.

Biaya bahan mentah penjor, kata dia, menghabiskan dana Rp5 juta, belum termasuk biaya konsumsi selama pembuatan.

Tahun ini STT Banjar Merangggi ingin mempertahankan predikat juara pertama dengan mengambil tema geni atau api sehingga ornamennya didominasi warna merah.

Baca juga:  Struktur Penduduk Bali Jadi Ancaman Peningkatan Kasus Covid-19

Lomba dan parade penjor Pangerebongan selalu menarik perhatian warga dan ditunggu-tunggu kehadirannya. Penilain dilakukan Minggu (17/1) dan hadiah diserahkan malam itu juga saat pentas seni budaya rakyat kesiman.

Sementara, Bendesa Adat Kesiman I Ketut Wisna menjelaskan, parade penjor STT ini tidak mementingkan kemenangan atau juara, tapi lebih kepada STT bisa mengekspresikan diri melalui pembuatan penjor dan meningkatkan rasa kekeluargaan dan kekompakkan.

Ini adalah bagian dari pelestarian budaya, dan mengarahkan generasi muda untuk dapat merawat budaya di era modernisasi sekarang ini. (Made Sueca/balipost)

 

 

BAGIKAN