SINGARAJA, BALIPOST.com – Serangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946, warga Desa Adat Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng melaksanakan tradisi melasti ke Pura Segara pada purnama kedasa, Minggu 24 Maret 2024.

Puluhan ribu krama terlihat mengiringi kegiatan melasti tersebut.

Ribuan krama sudah berkumpul di pura dadia masing-masing sejak pukul 07.00 WITA.

Krama melakukan persiapan di pura masing-masing, lalu melaksanakan persembahyangan bersama di Pura Bale Agung setempat sebelum berangkat ke Pura Segara yang jaraknya kurang lebih hampir 1,5 kilometer.

Baca juga:  Beraksi di Jalanan Singaraja, Lima Gepeng Dipulangkan

Berbeda dengan desa-desa lainnya yang ada di Bali, melasti yang ada di Desa Kubutambahan dilaksanakan usai pelaksanaan Catur Brata Penyepian.

Hal ini pun sudah merupakan tradisi dan dilaksanakan rutin setiap tahunnya.

Selain itu, masyarakat meyakini tradisi melasti tersebut sangatlah sakral. Bagaimana tidak, jika masyarakat yang tidak sengaja bertemu dengan tradisi ini diwajibkan untuk berhenti dan mematikan kendaraan yang lewat.

Tokoh Adat Desa Adat Kubutambahan, Nyoman Ardha menjelaskan, kegiatan melasti ini untuk menyucikan 19 sarad atau Ida Bhatara yang ada di sejebag Desa Adat Kubutambahan.

Baca juga:  Desa Adat Pengeragoan Dangin Tukad Gelar Pengabenan Kolektif

Bahkan sesuai tradisi yang ada di desanya, beberapa sarad juga sempat malacaran ke daerah tertentu yang erat kaitannya dengan keberadaan Desa Adat Kubutambahan.

Nyoman Ardha menyebut, melasti serangkaian Hari Suci Nyepi 1946 ini sebagai bentuk sujud syukur krama Desa Adat Kubutambahan, mengingat pelaksanaan Catur Brata Penyepian sudah terlaksana dengan baik.

Di Pura Segara umat meminta tirta. Tirta ini dibagikan ke semua krama, sebagai bentuk syukur atas pelaksanaan Penyepian. (Nyoman Yudha/balipost)

Baca juga:  Warga Pengungsi Asal Desa Ban Meninggal Dunia

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN