Upacara Guru Piduka dilaksanakan Pemkab Buleleng di Pura Pengaruman, Banjar Paketan, Singaraja. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dua duta sekaa gong legendaris yang akan mewakili Kabupaten Buleleng pada Pesta Kesenian Bali (PKB) 2024 gagal tampil pada penutupan HUT ke-420 Kota Singaraja, Sabtu, (29/3). Mereka adalah Sekaa Gong Kebyar Eka Wakya Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung dan Sekaa Gong Kebyar Jaya Kusuma Jagaraga, Kecamatan Sawan.

Kedua sekaa ini pun kecewa berat karena jadwal tampil mereka diubah. Padahal para sekaa tersebut telah berada di lokasi dan berada di atas panggung beberapa jam sebelum acara dimulai.

Koordinator Sekaa Gong Kebyar Eka Wakya Banjar Paketan, I Gede Arya Septiawan mengatakan keputusan untuk memilih pulang dan batal pentas merupakan aksi spontanitas yang dilakukan oleh sekaa. Saat itu sekaa yang harusnya tampil pada pukul 20.00 WITA, malah tetap berada di atas panggung menonton penampilan band.

Baca juga:  Lama Tak Dimanfaatkan untuk Pementasan Seni, Sasana Budaya Diminta Diperbaiki

Padahal menurutnya, sesuai dengan susunan acara gong kebyar legendaris Eka Wakya Banjar Paketan akan tampil mebarung dengan sekaa gong legendaris Sekaa Gong Kebyar Jaya Kusuma Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng, pada pukul 19.00 WITA. “Memang tanpa disadari, semua terbangun dan menurunkan gamelan. Para Sekaa begitu kecewa berat,” kata Arya.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Koordinator Sekaa Gong Kebyar Jaya Kusuma Jagaraga, Nyoman Arya Suryawan mengatakan, kekecewaan yang dirasakan oleh sekaanya tidak hanya saat acara berlangsung. Sebelumnya saat hendak melaksanakan gladi bersih di panggung pada Sabtu siang, panitia disebut meminta sekaanya untuk selesai melakukan gladi karena akan ada band yang melakukan cek sound.

Baca juga:  Jalan Sehat Berhadiah Hewan Ternak

“Bahkan kita Jam 5 sore kita sudah standby, sampai jam 9 malam, lapar sekaa saya. Sekaa saya sudah tua-tua,” ujarnya.

Atas kondisi itupun dan sebagai bentuk permohonan maaf, Pemerintah Kabupaten Buleleng pun melakukan Upacara Guru Piduka. Upacara ini dilakukan karena ada beberapa gong yang disakralkan oleh kedua Sekaa itu.

Pemerintah Kabupaten Buleleng pun diharapkan bisa membedakan antara kesenian tradisional dan seni modern. Selain itu, pemerintah bisa melibatkan profesional sebagai panitia dalam pentas kesenian. “Kalau ada acara jangan sama band, tempatnya dibedakan. Kalau libatkan gong mebarung, libatkan seniman profesional,” kata dia.

Baca juga:  Puluhan Hektar Lahan di Desa Bulian Hasilkan Ribuan Ton Buah Naga

Sementara itu, Penjabat Bupati (Pj) Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan, untuk acara pesta rakyat HUT ke-420 Kota Singaraja, telah dievaluasi setiap harinya. Namun, pada acara penutupan kareana akan ada acara seremoni dan artis nasional, susunan acara kembali desesuaikan. Menurutnya, penampilan sekaa gong kebyar mebarung telah disesuikan dengan waktu banyaknya penonton yang hadir.

Atas kejadian tesebut, pihaknya pun meminta maaf kepada para seninam di dua sekaa tersebut. “Kesempatan ini, permohonan maaf dari pemerintah dan panitia sudah sampaikan. Mari saling menerima. Ini bahan evaluasi ke depan,” katanya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN