MANGUPURA, BALIPOST.com – Sampah masih menjadi kendala Pemerintah Kabupaten Badung. Bahkan, akibat belum tertangani dengan baik, tumpukan sampah menjadi sorotan wisatawan asing lantaran disuguhkan pemandangan sampah saat berkunjung pantai, seperti Kuta, Legian, Seminyak, dan Canggu.

Kondisi tersebut mendapat respon Ketua DPRD Badung, Putu Parwata. Menurutnya, masalah sampah menjadi tanggung jawab bersama, sehingga perlu kolaborasi dalam menanganinya.

Politisi asal Dalung, Kuta Utara ini mengakui acap kali telah menyampaikan dalam forum terkait penanganan sampah yang menjadi sorotan wisatawan. Terlebih, pendapatan Kabupaten Badung bertumpu pada sektor pariwisata.

Baca juga:  Fenomena Baru, Pantai Nusa Dua Diserbu Sampah Eceng Gondok

Seperti diketahui, komitmen Pemkab Badung terhadap pengelolaan sampah telah ditetapkan dalam Perda No. 7 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Bahwa setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan.

Namun diakui Sekda Badung, Wayan Adi Arnawa, realitanya menunjukkan masih banyak masyarakat yang membuang sampah secara langsung ke media lingkungan seperti drainase, saluran irigasi, sungai, jurang dan lainnya.

Baca juga:  Sampah Kiriman Penuhi Pesisir di Badung, Volumenya Bahkan Sentuh Seratusan Ton

Kondisi itu berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, yaitu menurunnya kualitas air, pencemaran tanah dan udara.

Selain itu, sampah yang masih tercampur sangat sulit dalam melakukan pengelolaan berikutnya.

Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari menyiapkan infrastruktur pengelolaan sampah di masing-masing wilayah desa dalam bentuk TPS3R dan membangun TPST di tingkat kabupaten.

Namun hal itu belum bisa menyelesaikan pengolahan sampah yang volumenya mencapai 534,8 ton per hari hingga menjadi zero waste.

Baca juga:  Dalam Dua Hari Ini, Volume Sampah Denpasar Capai 110 Meter Kubik Akibat Hujan

Sampah yang masih tercampur juga berdampak pada kerusakan sarana prasarana yang ada, karena karakteristik sampah sangat beragam sehingga sampah tersebut perlu dipilah sejak dari sumbernya.

Disebutkan, pemilahan sampah berbasis sumber merupakan kunci keberhasilan bagi upaya pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan manfaat ekonomi dan mewujudkan pengelolaan sampah zero waste. (Parwata/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN