Aparat melakukan pembersihan material pohon tumbang di jalur Denpasar-Gilimanuk, Tabanan. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sepanjang Bulan Maret 2024, BPBD Provinsi Bali mencatat 3 kejadian bencana alam terjadi di Bali. Dampak yang ditimbulkan dari kejadian bencana tersebut, yakni 4 orang meninggal dunia, 1 orang luka, 13 rumah rusak, serta 6 sarana ibadah dan 1 jembatan terdampak. Kerugian diestimasi sebesar Rp2,3 miliar.

Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, Minggu (7/4) mengungkapkan perhitungan jumlah kejadian bencana per Maret 2024 mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Standar Data Kejadian dan Dampak Bencana Nomor 7 Tahun 2023 BNPB yang mencantumkan Ambang Batas Kejadian bencana. Yaitu, dalam penentuan kejadian bencana dengan penyebabnya adalah salah satu dari jenis bencana dan setidaknya memenuhi satu dari kriteria. Diantaranya, 1 orang meninggal dunia, 50 orang yang terkena dampak/luka/mengungsi, 5 unit rumah dan/atau bangunan fasilitas publik rusak, 1 hektar lahan, permintaan pemerintah daerah untuk diberikan bantuan nasional atau penentuan status keadaan darurat bencana.

Baca juga:  Lima Desa di Bangli Gelar Pilkel, Ini Hasilnya

Rentin mengatakan hingga dasarian III Maret 2024 prakiraan awal musim kemarau di wilayah Provinsi Bali secara umum berkisar di antara bulan Maret – Juni 2024. Daerah yang paling awal diperkirakan memasuki musim kemarau adalah ZOM 434 (Gianyar bagian selatan, Klungkung bagian selatan dan Karangasem bagian selatan) dan ZOM 436 (Nusa Penida)

Hingga Bulan Maret 2024, BPBD Provinsi Bali bersama BPBD Kab. Buleleng dan Klungkung telah mendistribusikan air bersih sedikitnya 372 ribu liter ke wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan di Kab. Buleleng dan Klungkung.

Baca juga:  Dinilai Belum Ramah Wisatawan, Tarif Transportasi Bandara Ngurah Rai Tuai Keluhan

“Mari tingkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan untuk Bali yang tangguh bencana!,” tegas Rentin. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN