DENPASAR, BALIPOST.com – Sungai, danau dan laut merupakan sumber kehidupan masyarakat. Maka, sebagai hulunya Kota Denpasar, Desa Peguyangan Kaja wajib menjaga kebersihan sungai.
Kepala Desa Peguyangan Kaja, I Made Parmita, belum lama ini menuturkan, Desa Peguyangan Kaja dilewati tiga sungai yaitu Sungai Ayung, Sungai Rarangan, dan Sungai Grembengan. Dengan lokasi desa yang terletak di hulu Kota maka menjaga sungai menjadi kewajiban bersama.
Untuk dapat mengajak masyarakat menjaga sungai, ia pun mulai dari bawah dengan membentuk komunitas pecinta sungai, mengadakan berbagai kegiatan di sungai termasuk menjadikan sebagai tempat wisata edukasi.
Tujuannya agar masyarakat mau menjaga sungai tetap bersih dan tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu, dengan cerita-cerita warisan dari pendahulu juga menurutnya dapat menggugah kesadaran dan niat masyarakat menjaga kebersihan dan kesucian sungai.
Selain itu di Tukad Grembengan juga ada mata air yang dari dulu digunakan untuk pengobatan. Dikatakan, ada seorang Jero Mangku bernama Wayan Gabung, dari Banjar Saih kerap mengantarkan orang yang sakit dan meminta kesembuhan di sungai tersebut.
Bahkan ada perempuan yang sudah sepantasnya menstruasi, namun belum, dengan berendam di sana dipercaya membantu mempercepat. Di sana juga dipercaya oleh tetua kita, ketika ada orang hilang yang diyakini karena disembunyikan makhluk halus (engkeb gamang), maka masyarakat dapat memohon petunjuk ke sana.
Sementara Sungai Ayung dulunya tempat wisata bagi warga lokal. Ia mendorong masyarakat membentuk komunitas Sungai Ayung Lestari.
Sedangkan Sungai Rarangan tempat mencari ikan secara ramah lingkungan bagi warga lokal. Di sana dijadikan sebagai wisata edukasi bagi masyarakat bagaimana menjaga ekosistem sungai agar seimbang. Sungai Rarangan pun memiliki komunitas yang disebut Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan Dualang Peguyangan (PPLDP). (Citta Maya/balipost)