Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji memberi keterangan ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (16/4/2024). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Ditengah konflik Iran dengan Israel, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) aman.

“Cadangan nasional, baik yang di kilang maupun yang in-transit, yang di kapal itu, totalnya 30–31 harian, lah. Jadi (ketersediaannya) okelah, cadangan memenuhi (kebutuhan nasional),” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (16/4).

Baca juga:  Penetapan Kandidat Vaksin Covid-19 Melalui Pengawalan BPOM

Meskipun hingga saat ini stok BBM masih aman, pemerintah tetap melirik potensi cadangan lain di luar Timur Tengah untuk antisipasi permasalahan di kemudian hari. “Kami melihat potensi, melihat cadangan di tempat lain, produksi di tempat lain. Itu perlu, di mana saja untuk bisa pasok kita,” tuturnya.

Tutuka memaparkan, sejumlah kriteria negara yang berpotensi menjadi sumber cadangan di luar Timur Tengah, yakni harus aman secara politik, memiliki cadangan minyak yang memadai, dan lain-lain.

Dalam mencari potensi cadangan di tempat lain, Tutuka juga mengatakan terdapat hal-hal teknis yang harus diperhatikan, seperti kecocokan jenis minyak dengan kilang di Indonesia dan lain-lain. “Belum tentu jenis fluida atau minyaknya cocok dengan kilang kita, yang kayak gitu harus dikaji semua,” kata dia.

Baca juga:  RSUD Wangaya Produksi APD untuk Wajah

Sebelumnya, Tutuka juga menjamin harga BBM tidak akan berubah hingga Juni meski terjadi eskalasi konflik di Timur Tengah antara Iran dengan Israel. “Ya, harga BBM masih seperti itu (tidak berubah sampai Juni),” ujar Tutuka.

Saat ini, kata Tutuka melanjutkan, pemerintah masih menunggu respons dari Israel terkait serangan Iran. Respons Israel nantinya akan menentukan apakah harga minyak dunia akan meningkat secara berkelanjutan atau spike.

Baca juga:  Ratusan Pasien OTG Asal Solo dan Kudus Diisolasi

Adapun yang dimaksud dengan spike adalah peningkatan sementara sebelum kembali turun. “Saya lebih cenderung untuk menunggu dulu apa reaksi dari Israel dan Amerika (Serikat) terhadap konflik tersebut. Jadi, masih diskusi, kemungkinan bisa lebih cenderung untuk spike dalam waktu yang tidak lama,” kata Tutuka. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN