Dua wisman sedang berjalan di wilayah Sanur, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dampak perang Iran-Israel terhadap nilai tukar rupiah sudah mulai terasa. Sementara dari sisi pariwisata dikhawatirkan berdampak saat summer holiday. Demikian dikemukakan Wakil Ketua III Gabungan Industri Pariwisata Bali (GIPI) I Nyoman Astama, Selasa (16/4).

Astama mengatakan bila terjadi serangan balasan dari Israel, konflik akan memiliki dampak ke pariwisata Bali. “Akan terlihat bulan depan saat summer holiday memasuki bulan Juli, cuma itu masih tergantung dari perkembangan situasi ke depannya,” ujarnya.

Saat serangan terjadi, lalu lintas udara di beberapa negara di Timur Tengah ditutup, seperti Yordania. Namun sekarang telah dibuka lagi.

Baca juga:  Diduga, Komplotan Bulgaria Sudah Dua Tahun Lakukan Aksi Bobol ATM

“Saya kira jika tidak ada serangan balasan dari Israel, saya kira akan berlanjut baik, artinya suasananya akan membaik tapi kita tidak tahu apa yang terjadi ke depannya,” ujar Dewan Pertimbangan DPP Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) ini.

Menurutnya, ketika wisatawan asal Eropa ke Bali atau Indonesia mereka melewati jalur udara Timur Tengah yang rawan bahaya. “Namun dengan situasi sekarang, mereka menghindari jalur itu. Dengan menghindarnya mereka dari area tersebut, berarti waktu bertambah panjang dan biaya avtur akan meningkat,” ujarnya.

Baca juga:  Waspada, Sejumlah Pesisir di Bali Ini Berpotensi Banjir Rob

Namun, sepanjang wilayah berkonflik tidak menyebar, Bali masih bisa berharap kedatangan tamu Eropa. “Minggu lalu saja kita ada agen besar yang menghandle 120 orang grup dari Italia, itu berarti jalurnya tidak melewati jalur konflik. Kita harapkan itu tidak meluas sehingga jalur udara masih bisa dilalui makanya negara-negara di Eropa berharap tidak terjadi perluasan wilayah konflik dan serangan balasan,” ujarnya.

Sementara, jika penumpang dari Eropa menggunakan pesawat asal middle east seperti Qatar, Doha, Dubai (Emirate), penerbangan itu yang akan berpengaruh. “Kalau pesawat dari Singapore Airlines pasti dia akan membelok juga dan transitnya pasti akan di Singapura. Kalau KLM biasanya juga akan transit di Kuala Lumpur,” ujarnya.

Baca juga:  Tiga Pekan Lebih Nihil, Korban Jiwa COVID-19 Bali Kembali Tambah

Untuk wisatawan Iran, ia mengatakan kunjungan ke Bali puncaknya pada Maret. Namun, saat ini ada sejumlah grup kecil yang berlibur di Bali.

Warga Iran ke luar negeri dikatakannya meningkat pesat. Pada Maret 2024, grup besar yang datang mencapai 500-an orang dalam satu bulan. Mereka ditangani beberapa agen. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN