Wayan Koster. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menjelang Pilkada Serentak pada 27 November 2024, khusus Pemilihan Gubernur (Pilgub) sudah hangat diperbincangkan. Bahkan sudah ada dua nama yang kerap disandingkan menjadi pendamping Wayan Koster untuk diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Di internal partai PDI Perjuangan Provinsi Bali yang menguasai 32 kursi (dari 55 kursi) di DPRD Provinsi Bali santer merekomendasikan Gubernur Bali Periode 2018-2023, Wayan Koster yang sekaligus incumbent untuk kembali maju pada Pilgub 2024. Bahkan, sejumlah DPC PDI Perjuangan dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten di Bali sepakat merekomendasikan kembali Wayan Koster sebagai calon Gubernur (Cagub) Bali. Seperti, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli, dan Kabupaten Karangasem melalui rapat internal DPC. DPC PDI Perjuangan di kabupaten/kota lainnya juga nampaknya akan melakukan hal yang sama.

Selain merekomendasikan Cagub Bali, DPC PDI Perjuangan ini juga merekomendasikan calon wakil gubernur (Cawagub) yang akan mendampingi Wayan Koster. Ada 2 nama kandidat kuat yang direkomendasikan. Yakni, Cok Ace yang merupakan Wakil Gubernur Bali incumbent dan juga Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta. Kedua tokoh ini berpeluang mendampingi Wayan Koster.

Baca juga:  Aniaya Pemotor di Padanggalak, Warga NTT Ditangkap

Dari kedua kandidat Cawagub ini yang dinilai paling kuat untuk mendampingi Wayan Koster adalah Giri Prasta. Bupati Badung yang terkenal “bares” ini dinilai mampu meningkatkan elektabilitas Wayan Koster untuk melawan pasangan calon lainnya. Apalagi, Giri Prasta pernah menjadi ketua tim pemenangan Wayan Koster – Cok Ace pada Pilgub 2018 silam.

Giri Prasta yang dianggap calon kuat mendampingi Wayan Koster dalam pilkada serentak November nanti, pada beberapa kesempatan enggan berkomentar bahwa dirinya diusulkan berpasangan dengan Wayan Koster untuk maju pada Pilgub 2024 mendatang. Ia mengatakan bahwa usulan tersebut merupakan penghargaan bagi dirinya. Namun, sebagai kader pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Di sisi lain, kendati PDI Perjuangan Bali bisa mengusulkan calonnya sendiri tanpa koalisi, namun Wayan Koster selaku Ketua DPD PDI Perjuangan Bali kini terus menjalin komunikasi dengan partai lain untuk berkoalisi. Termasuk partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung pasangan Prabowo – Gibran saat Pemilu 2024 lalu. Menurutnya, suasana Pilpres dan Pilkada di daerah jauh berbeda.

Baca juga:  BPD Bali Buka Pendaftaran Direksi, Ini Jadwalnya

Dikatakan, pada Pilkada nanti semua partai akan memikirkan strategi yang akan menguntungkan masa depan partainya. Sehingga, belum tentu pola partai di KIM saat Pilpres otomatis diterapkan di Pilkada. Bisa saja partai di KIM mau berkaolisi dengan PDI Perjuangan pada Pilkada. Koster berharap koalisi PDI Perjuangan Bali dengan partai lainnya bisa terwujud untuk menghasilkan pemimpin yang sesuai kehendak masyarakat Bali.

Di sisi lain, Partai Golkar yang merupakan bagian dari KIM mengharapkan agar partai-partai yang tergabung dalam KIM terus solid hingga di Bali. Dengan demikian, Partai Golkar bersama Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PSI di Bali bisa mencalonkan Cagub Bali untuk melawan pasangan calon dari PDI Perjuangan Bali. Pasalnya, baik Partai Golkar maupun Partai Gerindra belum bisa mencalonkan Cagub tersendiri. Sebab, Partai Golkar hanya memperolah 7 kursi (12,73 %) di DPRD Provinsi Bali.

Baca juga:  Jalur Denpasar-Gilimanuk Sudah Bisa Dilalui

Begitu juga dengan Partai Gerindra yang hanya memperoleh 10 kursi (18,18%). Syarat ambang batas pencalonan kepala daerah sedikitnya 20 persen jumlah kursi DPRD atau 15 persen akumulasi suara sah pemilihan anggota DPRD. Sehingga, mau tidak mau partai ini harus berkoalisi untuk bisa mencalonkan Cagub tersendiri.

Kendati demikian, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, I Nyoman Sugawa Korry tidak menutup kemungkinan juga berkoalisi dengan Partai NasDem. Termasuk juga dengan PDI Perjuangan. Menurutnya, perkembangan politik sangat dinamis. Apa saja bisa terjadi dalam dunia politik. Yang jelas Partai Golkar akan melihat calon-calon yang potensial untuk diusung berdasarkan hasil survei independen yang dilakukan DPP Partai Golkar. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN