Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc. (BP/Istimewa)

Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc

Hari Kartini tidak hanya menjadi sekadar peringatan bersejarah yang diperingati setiap 21 April, tetapi juga menjadi momen penting bagi Generasi Z atau Gen Z untuk merenung dan memahami dengan lebih dalam perjuangan beliau yang gigih sebagai seorang wanita yang telah ikut membangun negeri ini dengan memperjuangkan emansipasi wanita sebagai wadah perkembangan perempuan.

Betapa dia berjuang untuk mencapai kesetaraan dalam segala bidang seperti yang ditulis dalam suratnya yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, perjuangan yang tidak mudah yang dilakukan Kartini waktu itu, dari
segala ketidakpastian peran perempuan, sampai
mendapat tempat yang layak dalam berbagai sektor pembangunan hingga saat ini.

Perkembangan teknologi makin berkembang dengan pesat, seiring perkembangan tersebut mengharuskan semua orang termasuk wanita untuk mengkutinya tanpa terkecuali para ibu yang hanya diam di rumah mengurus rumah tangga diharuskan untuk mengikuti arus teknologi yang semakin kencang menerpa dunia. Perempuan milenial dan emak-emak masa kini harus mengetahui cara mendidik anak di era revolusi 4.0 ini karena di tangan merekalah generasi bangsa ini berkembang.

Baca juga:  Yayasan Dwijendra University Denpasar Hadirkan Dr. Ir. Wayan Koster, MM., Sebagai Narasumber Kuliah Umum

Saat ini perempuan Indonesia harus meneladani RA Kartini, dimana saat itu ia bisa mengenyam pendidikan lebih baik bahkan bisa setara dengan laki-laki tetapi tetap bisa menerapkan nilai-nilai agama dalam mendidik anak. Mereka harus bisa mengarahkan generasi Z dan generasi Alfa agar membanggakan, tentunya tidak mudah untuk menghasilkan generasi yang rabbani butuh perjuangan dan kesabaran karena tantangan yang dihadapi oleh emak-emak milenial saat ini tidak mudah, dimana mengharuskan semua orang untuk tetap bekerja maupun sekolah hal ini menjadi tantangan tambahan bagi emak-emak saat ini.

Kartini saat ini baik yang berkarier ataupun sebagai ibu rumah tangga saja, harus mampu mengarahkan dan mendidik anak-anaknya dalam meningkatkan nilai-nilai luhur akhlak, pendidikan agama dan pendidikan karakter lainnya.

Gen Z merupakan generasi yang lahir pada rentang tahun 1997 hingga 2012. Menurut data Badan Pusat Statistik pada 2020, mayoritas penduduk Indonesia berasal dari Gen Z. Hari Kartini merupakan momen
untuk mengingat kembali bahwa kemerdekaan negara ini diperoleh melalui perjuangan berdarah dan nyawa.

Baca juga:  Memalukan, Masker "Hilang" dari Pasaran

Kemerdekaan Indonesia tidak didapat secara cuma-cuma, melainkan dengan pengorbanan yang besar. Sejak kecil para remaja Gen Z ini sudah terbiasa dengan
mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu melalui teknologi, seperti nge-tweet dengan handphone
sambil browsing pakai PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset dalam satu waktu.

Kegiatan mereka banyak berhubungan dengan dunia maya yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka. Gen Z di Indonesia disebut juga generasi micin karena menyukai hal-hal yang serba instan dan bebas berekspresi, tentu saja para remaja
wanita saat ini telah memiliki kebebasannya dalam mengemukakan pendapat, berekspresi, kebebasan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya dan memiliki pandangan derajat dunia yang sama baik terhadap perbedaan gender pria dan wanita.

Sehingga bila dibandingkan dengan masa perjuangan R.A. Kartini yang masa itu merupakan generasi pascaperang, masa perjuangan diri dari kekangan kebebasan hidup dan berpendapat, tentunya tidak dapat
dibandingkan dengan masa kebebasan hidup sekarang.

Seharusnya, kita yang menyandang gelar Kartini masa kini tidak lagi memelihara stigma buruk masa lalu dan mendorong diri sendiri untuk meningkatkan kapasistas dan kualitas diri. Jangan takut untuk bermimpi, jangan menyerah untuk sebuah pencapaian yang belum terealisasi dan jangan ragu untuk berdiri diatas kaki sendiri.

Baca juga:  Penting, Jaga Integritas Demokrasi di Pemilu

Akhir kata, tetaplah berkarya para wanita hebat Indonesia tanpa harus melihat sekat dan usia. “Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita”. Kartini Masa Kini telah mampu mengerjakan dan melakukan tugas maupun pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki. Wanita saat ini bisa bangga karena telah setara dengan laki-laki dalam berbagai bidang profesi, tetapi wanita harus tetap pada kodratnya sebagai wanita yang melahirkan dan mendidik anak-anak agar melahirkan generasi-generasi
penerus bangsa yang hebat dan tangguh.

Raden Ajeng Kartini merupakan sosok emansipasi yang mencetuskan lahirnya kesetaraan gender dan kesamaan kelas sosial dalam masyarakat Indonesia. Semangat Kartini untuk memperjuangkan kesetaraan dan kesamaan kelas sosial lahir dari pandangannya terhadap kemampuan dan kebebasan berpikir perempuan Eropa pada masa itu, yang jika dibandingkan dengan kondisi perempuan Indonesia sangatlah tertinggal jauh.

Penulis, Rektor Bali Dwipa University

BAGIKAN