Petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk mengantisipasi penyebaran DBD di wilayah Kota Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Peningkatan kasus DBD kembali terjadi di Denpasar pada April 2024. Kewaspadaan perlu ditingkatkan terutama di dua wilayah rawan kasus, yaitu Denpasar Selatan dan Denpasar Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. AA. Ayu Agung Candrawati, M.Kes., Senin (22/4) mengatakan, sampai saat ini Kecamatan Densel dan Kecamatan Denbar cukup tinggi kasusnya.

Selain Sesetan, Pemecutan Kelod juga terjadi kasus yang lumayan tinggi. Namun penyebaran kasus ada dimana-mana karena kasus DBD tidak mengenal tempat, mengingat mobilitas orang cukup tinggi.

“Bisa saja ia kena gigitan di tempat kerja atau sekolah lalu kembali ke rumahnya di Denpasar dan menjadi kasus di Denpasar,” ujarnya.

Menurut Candra, kasusnya memang meningkat dari Maret 2024, karena musim hujan dengan intensitas cukup tinggi sehingga tempat genangan air cukup banyak.

Baca juga:  DBD di Gianyar Sentuh 2.300 Kasus

Namun dibandingkan tahun lalu, angka kasus bulan April tahun ini masih lebih rendah. Hanya, ia mengatakan jika musim hujan terus berlangsung, kemungkinan kasus terus meningkat. “Kalau tahun lalu, bulan April-Mei kasus cendrung menurun karena sudah mulai musim kemarau. Sedangkan sekarang, Januari, Februari, musim kemarau masih panjang tapi akhir Februari intensitas hujan mulai meningkat,” jelasnya.

Menurutnya, hal yang bisa dilakukan untuk penanggulangan kasus DBD adalah kepedulian dan keterlibatan aktif semua pihak, termasuk peran masyarakat untuk melakukan PSN. Pemerintah melalui Dinkes sudah melaksanakan tindakan pencegahan dengan melaksanakan fogging massal/ULV yang telah dilakukan dari pertengahan Februari sampai Maret di seluruh Kota Denpasar dan telah dilaksanakan 2 cylce selang seminggu.

Baca juga:  Pasutri Dianiaya di Asrama Polisi, Satu Tewas di Rumah Sakit

Fogging fokus dilaksanakan jika ada penderita DBD lebih dari 1 dan ditemukan jentik. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak bisa membunuh jentik ataupun telur nyamuk.

Maka upaya yang efektif dan efisien untuk memberantas jentik dan telur nyamuk adalah dengan melaksanakan PSN. Untuk itu sangat diperlukan keterlibatan masyarakat melaksanakan PSN secara mandiri dan rutin, minimal 1 minggu sekali karena jentik akan berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu seminggu.

Juru pemantau jentik (Jumantik) juga selalu hadir untuk turut membantu memantau jentik di rumah-rumah, tempat umum dan mengedukasi masyarakat lebih gencar melaksanakan PSN mandiri, karena luasnya daerah jangkauan jumantik.

Baca juga:  Bali Petakan Warga dan Dunia Usaha Terdampak COVID-19

Kasus di Sesetan dan Pemecutan Kaja mencapai 31 kasus. Sedangkan di Desa Pemecutan Klod ada 28 kasus hingga 20 April 2024, Desa Sanur Kauh 23 kasus, Kelurahan Panjer 19 kasus, Kelurahan Padangsambian 18 kasus, Kelurahan Sanur 17, Desa Dauh Puri Kaja dan Ubung Kaja 15, Desa Kesiman Kertalangu 11.

Peningkatan kasus DBD juga terlihat di RSUD Wangaya yang mencatat ada peningkatan kasus Dengue haemorrhagic fever (DHF) atau DBD pada April 2024. Dari tanggal 1 – 20 April 2024, tercatat 118 kasus sedangkan para Maret 2024 tercatat 97 kasus. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN