Syahrul Kirom, M.Phil. (BP/Istimewa)

Oleh Syahrul Kirom, M.Phil.

Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika sudah seharusnya seluruh bangsa Indonesia dari sabang hingga merauke mampu merajut kesatuan dan persatuan negara
Indonesia tercinta ini. Di tengah maraknya berita hoax, fitnah. Benih-benih kebencian dan prasangka buruk pada orang lain harus dihilangkan.

Sifat iri dan dengki, sifat pemarah, sifat pendendam, sifat angkara murka pada orang lain dan umat lainnya
harus direduksi. Karena itu, segala persoalan kebangsaan saat ini harus disikapi dengan kepala
dingin dan hati yang arif bijaksana dalam menyelesaikan setiap persoalan pemerintah dan rakyat, jangan ada politik adu domba, semua harus dapat diselesaikan dengan jalan kembali pada Bhinneka Tunggal Ika.

Nilai Bhinneka Tunggal Ika harus dijadikan sebagai petunjuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia juga diajarkan dalam Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki nilai-nilai luhur, budi pekerti, etika dan moral bagi setiap warga negara Indonesia dalam rangka merangkai rasa kedamaiaan berbangsa.

Dengan adanya nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila seluruh peleburan tiap-tiap agama menjadi hilang. Setiap ego dan fanatik, kebenaran klaim agama harus dihilangkan sehingga harus menggunakan rasa kebangsaan, dengan begitu akan tercipta kehidupan yang menghargai antar sesama. Di mana nalar yang digunakan untuk mencapai kerukuan beragama, ukuranya terletak pada merasa sebagai warga negara Indonesia yang memiliki nasib yang sama untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih baik.

Baca juga:  Adat dan Budaya sebagai Kebutuhan Primer

Dengan demikian, Sikap hidup menciptakan kerukunan umat, kesatuan dan persatuan bangsa, dapat terwujud dengan adanya keamanan, kemampuan semua komponen bangsa dan kemampuan mengendalikan diri dari sikap ucapan dan perbuatan yang tidak menyinggung dan merugikan orang lain. Karena itu, kerukunan umat sejatinya bisa dilandasi dengan semangat nilai-nilai pancasila yang di sana juga ada sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan dan kesatuan, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila-sila tersebut itu menegaskan umat beragama untuk selalu hidup atas dasar nurani kerukunan. Setidaknya ada beberapa faktor sebagai upaya dalam mewujudkan nilai-nilai kerukunan umat.

Pertama, melalui kerukunan beragama tidak cukup hanya dengan ajaran agama secara umum. Akan tetapi, juga dibutuhkan pendukung kerukunan beragama yakni Bhinneka Tunggal Ika. Kedua, dengan ada pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, tentunya umat beragama di Indonesia juga harus dan bahkan wajib mengamalkan dan mengimplementasikan secara
praksis dalam kehidupan beragama antar pemeluk agama yang lain.

Baca juga:  Distopia Kebudayaan

Pada sisi lain, prinsip kerukunan merupakan nilai yang universal yang perlu dikedepankan dalam mengatasi persoalan kebangsaan. Dalam konteks ini, untuk merajut kerukunan antar umat beragama di Indonesia, umat Islam perlu mengedepankan nilai-nilai ukhuwah dalam ajaran Islam, dengan tujuan untuk menciptakan keselarasan dan keharmonisan dalam beragama.

Sehingga tidak terjadi konfilk yang mengatasnamakan agama. Dengan demikian, umat beragama yang tidak bisa menerima dan menghargai keunikan orang lain, dalam hal ini perbedaan agama dan tidak mampu melebur dalam dialog dengan orang lain adalah umat yang gagal dalam memahami dirinya dan sesamanya.

Dengan demikian, umat Islam dengan umat beragama yang lain harus selalu berpegang teguh pada nilai-nilai persatuan dan kesatuan umat manusia dalam bingkai merajut tali persaudaraan antar perbedaan agama dan keyakinan atau bahkan perbedaan aliran keagamaan,
dengan tujuan untuk membangun kesadaran kerukunan umat beragama yang berdasarkan pada ukhuwah Islamiyah, dan pada nilai-nilai luhur setiap agama yang lainnya.

Baca juga:  Isu Global Berbahaya Bagi Kelangsungan Bangsa

Untuk itu umat Islam harus menjalin persatuan dan
kerukunan antar umat beragama sehingga akan terus terwujud suasana aman, tentram dan kondusif. Agama merupakan potensi bagi terselenggaranya proses integrasi mengingat agama dalam ajaranya mewajibkan untuk mencintai sesamanya, menebarkan kasih sayang antar umat beragama dan selalu mengedepankan pada sikap toleransi dan inklusif antar sesama agama yang lain. Pluralisme di Indonesia harus di tegakkan oleh setiap pemeluk agama.

Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan kerukunan beragama perlu dibangkitkan kembali dalam upaya merajut keharmoisan umat yang terkoyak akibat adanya berita hoaks, fitnah dan prasangka buruk. Karena itu, Peranan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan kerukuanan beragama sangat berarti bagi pertumbuhan manusia Indonesia sehingga menghasilkan rasa persaudaran, per- damaian, hidup rukun berdampingan.

Penulis, Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

BAGIKAN