DENPASAR, BALIPOST.com – Ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Israel dikhawatirkan akan mengguncang perekonomian global. Namun, sejauh ini dampaknya belum dirasakan industri pariwisata Bali, seperti disampaikan sejumlah pelaku pariwisata di Sanur, Denpasar.
Kawasan Sanur yang merupakan kantong wisatawan mancanegara, khususnya Eropa, diakui Marcomm The 101 Bali Oasis Sanur, Arini Dewi, Kamis (25/4), masih belum terdampak ketegangan yang terjadi antara Iran-Israel.
Arini mengungkapkan di The 101 Bali Oasis Sanur, belum ada pembatalan dari tamu yang menginap. Ia pun menyatakan okupansi saat ini mencapai 89 persen dari 120 kamar yang tersedia.
Mayoritas tamu merupakan wisman, didominasi Australia dan Eropa. “Untuk wisatawan domestik di hotel kami relatif kecil persentasenya, mencapai 30 persen,” ungkapnya.
Perempuan asal Denpasar ini mengutarakan awalnya pelaku pariwisata merasa khawatir dengan adanya ketegangan yang melibatkan Iran-Israel ini. Namun, hingga saat ini belum ada dampak yang dirasakan.
Wisman asal Eropa yang berkunjung ke Sanur, disebutnya, masih stabil. “Belum ada pembatalan terkait ketegangan di Timur Tengah. Okupansi kami saat ini mencapai 89 persen,” jelasnya.
Hal yang sama disampaikan Chief Operating Officer Sudamala Resort, Ricky Putra. Ia mengatakan hingga saat ini ketegangan di Timur Tengah belum ada pengaruhnya bagi industri pariwisata Bali.
Ia pun berharap, kondisi di Timteng tidak bertambah parah. “Doa kita semoga tidak terpengaruh. Tetap kita fokus untuk melakukan yang terbaik,” katanya belum lama ini.
Ia pun mengatakan pihaknya tetap berupaya mempersiapkan strategi menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi. Pemasaran dan promosi pun dikatakannya masih tetap dilakukan secara normal. “Pelaku pariwisata tetap berharap yang terbaik karena sektor ini baru mulai pulih sejak dihantam pandemi COVID-19,” tutupnya.
Dikutip dari data BPS Bali, wisman yang datang langsung ke Provinsi Bali pada Februari 2024 tercatat sebanyak 454.801 kunjungan, naik 8,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 420.037 kunjungan. Wisatawan yang berasal dari Australia mendominasi kedatangan wisman ke Bali pada Februari 2024 dengan share sebesar 20,45 persen.
Tingkat Penghunian Kamar hotel berbintang pada Februari 2024 tercatat sebesar 55,27 persen. Jumlah ini turun sebesar 1,00 poin jika dibandingkan dengan bulan Januari 2024 yang tercatat sebesar 56,27 persen.
Jika dibandingkan dengan bulan Februari 2023 yang mencapai 41,22 persen, tingkat penghunian kamar pada Februari 2024 tercatat naik 14,05 poin. Sementara itu, TPK hotel non bintang tercatat sebesar 40,91 persen, naik 4,67 poin dibandingkan bulan Januari 2024 yang tercatat sebesar 36,24 persen.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali pada bulan Februari 2024 tercatat 2,62 hari, naik 0,08 poin dibandingkan dengan capaian bulan Januari 2024 yang tercatat selama 2,54 hari. Jika dibandingkan dengan capaian bulan Januari 2024 yang tercatat 2,42 hari, rata-rata lama menginap pada bulan Februari 2024 mengalami peningkatan sebesar 0,20 poin.
Sementara itu, untuk hotel non bintang, rata-rata lama menginap di bulan Februari 2024 tercatat sebesar 2,60 hari. Jumlah ini naik 0,39 poin dibandingkan rata-rata lama menginap di bulan Januari 2024 yang tercatat sebesar 2,21 hari. (Diah Dewi/balipost)