Bali International Neurovascular Intervention Convention (BLINC) digelar di Nusa Dua, Badung, Jumat (26/4). (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Stroke merupakan penyebab kecacatan dan kematian yang tinggi di Indonesia. Namun dengan diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, kecacatan bahkan kematian dapat dicegah. Demikian mengemuka dalam Bali International Neurovascular Intervention Convention (BLINC) digelar di Nusa Dua, Badung, Jumat (26/4).

Menurut dokter radiologi, dr. Kumara Tini, stroke menjadi perhatian Kementerian Kesehatan. Tren penyakit stroke dialami usia muda pun semakin tinggi karena faktor risiko semakin banyak, seperti lifestyle, diabetes, dan hipertensi yang muncul pada usia lebih muda.

Dengan fenomena itu, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini menjadi pekerjaan rumah para ahli neurologi sejak bertahun-tahun. Ia pun meminta agar masyarakat yang mengalami gejala stroke diharapkan segera merujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan terapi stroke iskemik akut, yaitu RS rujukan, seperti RSUP Prof. Ngoerah dan RS Siloam.

Baca juga:  Transisi ke Endemi, Menkes Tekankan Pentingnya Kesiapan Masyarakat

Sementara itu, dokter bedah saraf Affan Priyambodo menjelaskan saat ini stroke merupakan penyebab kematian utama di Indonesia yang dikenal juga sebagai penyakit katastropik. Stroke menimbulkan gejala yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari pasien karena cacat ringan hingga berat atau bahkan bantuan perawatan penuh dari perawat.

Angka kejadian stroke terus meningkat terutama di kota-kota besar. Di beberapa wilayah di Indonesia, banyak kasus yang tidak terdiagnosis dan tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. “Maka dari itu melalui BLINC, akan mampu berkolaborasi dengan para ahli menjadi wadah bagi para dokter untuk berbagi, belajar dan meningkatkan pengetahuan, serta mempererat hubungan antar negara,” ujarnya.

Baca juga:  Dua Pertiga Kematian Akibat COVID-19 Terjadi di Eropa

Lebih lanjut dr. Affan menjelaskan, ada dua tipe stroke yaitu stroke sumbatan dan perdarahan. Stroke sumbatan karena sumbatan akibat penyempitan pembuluh darah dan juga ada menyempit perlahan, ada juga karena lepasnya pembekuan darah dari tempat lain misalnya keluar dari jantung.

Stroke karena perdarahan bisa karena hipertensi dan aneurisma. “Kalau aneurisma tidak terikat dengan usia. Yang terikat dengan usia adalah penyempitan yang semakin lama semakin berat. Kalau ada kelainan jangtung, infeksi itu juga bisa menyebabkan pembekuan itu lepas dan menyumbat ke otak,” ujarnya.

Baca juga:  Perubahan SE Gubernur Nomor 01/2021, Pelaku Perjalanan Wajib Baca!

Untuk dapat menangani permasalahan yang muncul dari pembuluh darah, tindakan penanganan stroke perlu diperkuat. “Secepat mungkin ditolong, maka kerusakan otak tidak telalu besar terjadi bahkan bisa kembali. Problemnya adalah membutuhkan kerja sama, tahu dan pergi ke RS dengan kelengkapan alat diagnostik dan mampu melakukan terapi stroke,” papar dr. Affan. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN