Dinantiar Anditra. (BP/Istimewa)

Oleh Dinantiar Anditra

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sebanyak 15 juta wisatawan mancanegara memilih Bali menjadi tujuan wisata. Angka tersebut semakin .enguatkan bahwa Bali telah lama menjadi primadona bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Keindahan alam Bali tidak terbantahkan sehingga tepat untuk menjadi destinasi pariwisata dunia. Selain itu, kekayaan budaya, dan keramahan penduduknya juga menjadi faktor yang menyebabkan turis mancanegara selalu membanjiri Bali.

Kemudahan pembayaran saat ini menjadi pendorong bergeraknya perekonomian Bali karena memberikan kemudahan hampir kepada seluruh pihak. Digitalisasi kini rasanya menjadi kunci untuk kernajuan perekonomian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah melalui penerapan Quick Response Code
Indonesian Standard (QRIS) antarnegara atau
QRIS Cross Border.

Seperti namanya, QRIS Cross Border merupakan sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara. QRIS Cross Border merupakan salah satu perwujudan dari kerja sama antara empat negara ASEAN, yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP),
Monetary Authorityof Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) dalam mewujudkan dan mendukung pembayaran yang Iebih cepat, murah, transparan, dan inklusif.

Baca juga:  Siwaratri dan Pandemi

Saat ini implementasi QRIS Cross Border telah diterapkan dengan negara Thailand, Malaysia dan Singapura. Sementara itu, Filipina, Vietnam dan Brunei akan turut bergabung dalam inovasi ini. Transaksi QRIS di Bali tumbuh signifikan sejalan dengan perluasan akseptansi pembayaran digital Pada Desember 2023, volume transaksi QRIS di Provinsi Bali mencapai 43,33 juta transaksi dengan total pengguna QRIS tercatat
mencapai 993.41 5 pengguna atau turnbuh 60,91
persen (yoy).

Jumlah merchant QRIS juga terus tumbuh hinggal mencapai 789.004 merchant, dimana 96 persen diantaranya adalah UMKM. Transaksi QRIS Cross Border di Bali juga meningkat sejalan dengan peningkatan total transaksi QRIS Cross Border secara nasional. Pada Desember 2023, transaksi inbound QRIS Cross Border (transaksi wisatawan mancanegara di Indonesia) terutama berasal dari wisatawan Malaysia, diikuti wisatawan Singapura dan Thailand.

Baca juga:  Dokumen Kesehatan Wisatawan

Provinsi Bali merupakan provinsi keenam terbesar transaksi QRIS Cross Border secara nasional.

Dengan QRIS Cross Border, wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di Bali tidak perlu Iagi mengkonversi atau menukarkan mata uang Iagi saat berbelanja. Mereka cukup memindai kode QR yang tersedia di merchantdi Bali menggunakan aplikasi pembayaran atau dompet digital (e-wallet) favorit dari negaranya. Transformasi pariwisata Bali di era digital melalui QRIS Cross Border membawa manfaat yang signifikan dalam beberapa aspek.

Pertama, penggunaan QRIS Cross Border meningkatkan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan. Mereka hanya perlu mengambil ponsel mereka, membuka aplikasi pembayaran atau dompet digital yang mereka
gunakan di negara asal, dan memindai kode QR yang terpasang di tempat-tempat wisata, hotel, restoran, dan toko souvenir di Bali.

Selain itu, salah satu kelebihan dari QRIS Cross Border adalah kernampuan untuk mengkonversi kurs secara otomatis. Ketika wisatawan melakukan pembayaran dengan QR Code menggunakan aplikasi pembayaran
digital asal negaranya, QRIS Cross Border akan langsung melakukan konversi mata uang sesuai tingkat kurs yang berlaku.

Baca juga:  Banjar sebagai ’’Coworking Space’’

Hal ini tentunya membebaskan wisatawan dari kekhawatiran akan fluktuasi mata uang atau biaya konversi yang cukup tinggi sehingga membuat pengala-
man berbelanja dan bertransaksi menjadi Iebih transparan dan Iebih mudah.

Manfaat Iain yang akan dirasakan oleh sektor pariwisata di Bali adalah peningkatan efisiensi bisnis yang menguntungkan bagi pedagang. Dengan QRIS Cross Border, semua transaksi akan dilakukan secara digital dan otomatis tercatat dalam laporan, mengurangi risiko kesalahan dan mempercepat proses administrasi.

Tidak hanya itu, QRIS Cross Borderjuga memberikan manfaat bagi pemerintah dan otoritas pariwisata Bali
dalam mengumpulkan data yang berguna untuk
pengembangan kebijakan ke depan. Selain berbagai manfaat yang ditimbulkan, implementasi QRIS Cross Border juga menghadirkan beberapa tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan literasi keuangan digital
para pedagang di Bali.

Mayoritas pedagang yang berasal dari golongan IJMKM belum familiar dalam mengadopsi teknologi ini.

Penulis, Analis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali

BAGIKAN