NEGARA, BALIPOST.com – Memasuki masa panen akhir bulan April ini di Kabupaten Jembrana, harga jual gabah di petani turun dibandingkan sebelumnya. Dari sebelumnya berkisar Rp 7.000 per kilogram saat ini merosot menjadi Rp 5.000 per kilogram. Petani mengaku pasrah meskipun sejatinya mereka berharap mendapatkan harga sama dengan sebelumnya atau tidak naik turun.
Salah seorang petani, Ketut Lantra (60), di Subak Lanyah, Mendoyo yang pada akhir pekan lalu panen. Padi yang ditanam di lahan sawah 50 are dihargai sekitar Rp 5.000 per kilogram. Turun dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 7.000 per kilogram.
Harga gabah ini masih terpaut jauh dari harga beras di pasaran saat ini yang masih di atas Rp 12 ribu per kilogram. Keluhan harga jual gabah hasil panen saat ini juga disampaikan petani lain di Kepuh Sari, Mendoyo, Gusti Putu Dindia (54). Saat ini memang sebagian besar mulai masuk panen, namun harga gabah jauh dari harga beras. Harga beras masih menyentuh di Rp 14 ribu per kilogram, namun gabah hanya dibeli Rp 5.000 per kilogram di lapangan.
Ketua Perkumpulan Penggilingan dan Pengusaha Beras (Perpadi) Jembrana, I Putu Sentana, Minggu (28/4) mengatakan para pengusaha membeli padi dari saudagar mengikuti harga pasar. Untuk saat ini menurutnya dari penggilingan diterima di gudang antara Rp 5.700 hingga Rp 5.800 per kilogram. “Tidak ada varietas tertentu, yang penting gabahnya bagus. Sebagian besar juga dari lokal saja,” ujar Sentana.
Sebelumnya memang sempat mencapai Rp 7.000 per kilogram karena saat itu kesulitan gabah. Menurutnya harga turun menjadi Rp 5.000 ini mulai seminggu belakangan ini atau bersamaan dengan mulainya panen raya di wilayah Jembrana dan sekitarnya.
Untuk beras, dari pengusaha juga sudah turun yakni Rp 12 ribu per kilogram. “Kita mengikuti harga pasar saja. Sekarang sudah banyak bahan (gabah). Berbeda saat sulit mencari bahan,” ujarnya. (Surya dharma/Balipost)