DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi Bali akan menutup sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar, Bali selama perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 Bali. TPA Suwung akan mulai ditutup 3 hari sebelum forum air internasional tersebut digelar atau selama 11 hari, mulai 15-26 Mei.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bali, I Made Teja mengatakan penutupan TPA Suwung selama perhelatan WWF ke-10 sebagai upaya mendukung pelaksanaan forum air internasional tersebut. Penutupan sementara TPA Suwung ini, dikatakannya, merupakan hal yang biasa dilakukan ketika event internasional digelar di Bali, seperti saat G20, Bali Democracy Forum, dan event internasional lainnya.
Dikatakan, penutupan sementara TPA Suwung akan dilakukan H-3 dari puncak WWF ke-10. Artinya, TPA Suwung akan mulai ditutup sementara pada 15 Mei hingga 26 Mei 2024.
Untuk itu, sebelum ditutup sementara, sampah-sampah yang ada, khususnya di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung agar diatur pengirimannya ke TPA Suwung.
Sehingga tidak ada penumpukan sampah di TPS3R masing-masing wilayah. Dengan demikian selama event berlangsung tidak ada lagi pengangkutan sampah ke TPA Suwung dan sekitarnya.
“Mulai H-3 WWF ke-10 sudah kami persiapkan, jadi evaluasi terkahir tanggal 17 Mei, sehingga tanggal 18 Mei sudah tidak ada lagi kegiatan (angkut sampah, red) yang sifatnya wara-wiri (ke TPA Suwung,red),” ujar Teja, Selasa (30/4).
Made Teja mengatakan selama 18-25 Mei 2024 pihaknya meminta kepada Pemda, khususnya Pemerintah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung untuk mengoptimalkan masing-masing TPS3R. Di samping juga menyosialisasikan kebijakan ini kepada masyarakat.
Sedangkan, untuk mengantisipasi tumpukan sampah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Teja mengatakan akan mengalihkan sementara ke TPS3R yang ada di Kabupaten Tabanan dan Gianyar. Terkait tempatnya, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Pemda Tabanan dan Gianyar.
Dikatakan, selama ini DLHK Provinsi Bali terus mendorong agar masing-masing daerah di Bali untuk memaksimalkan TPS3R-nya untuk menyelesaikan permasalahan sampah di tempat masing-masing. Hal ini memerlukan koordinasi dan kerja sama yang baik antar OPD, lembaga, dan instansi yang ada.
“Terutama bagaimana memaksimalkan pemilahan sampah dilakukan, sehingga benar-benar sampah yang dibawa ke TPA Suwung itu benar-benar sampah residu. Itu harapan kami, walaupun 100 persen belum bisa dilakukan, terutama sampah dari pasar. Kalau sampah di rumah tangga sudah ada pengurangan-pengurangan, sehingga jumlahnya sudah agak menurun,” ujarnya. (Ketut Winata/balipost)