Suasana penghitungan suara untuk Pilgub Bali pada 2018. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Konstelasi politik menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Bali, terutama pemilihan gubernur (Pilgub) dan Wakil Gubernur Bali semakin hangat. Di kubu PDI Perjuangan yang menguasai 32 kursi di DPRD Provinsi Bali (57,18 %), seluruh DPC partai telah sepakat merekomendasikan Wayan Koster maju periode kedua pada Pilgub Bali. Sedangkan wakilnya, ada 2 nama yang direkomendasikan, yakni, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan incumbent Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace).

Sementara itu, partai lainnya terutama yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), yakni Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PSI tidak tinggal diam. Partai Gerindra yang memperoleh 10 kursi (18.18%) di DPRD Bali tidak menutup kemungkinan akan mengusung calon gubernur dan wakil gubernur tersendiri yang akan berkoalisi dengan Partai Golkar yang memperoleh 7 kursi (12.73%) di DPRD Bali.

Begitu juga dengan Partai Demokrat yang memperoleh 3 kursi (5.45%), dan PSI yang memperoleh 1 kursi (1.82%). Bahkan, telah tersebar nama pasangan calon yang akan diusung, yaitu Anggota DPD RI Dapil Bali 2024-2029 terpilih, Rai Mantra berpasangan dengan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali, I Made Arya Mulyawan (De Gadjah).

Baca juga:  Menag : Mahasabha PHDI Jangan Sampai Jadi Pintu Perpecahan

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali, I Ketut Juliarta, mengatakan bahwa pada Pilgub Bali 2024, Partai Gerindra akan mengusung calon dari kader sendiri. Ini sesuai dengan instruksi dari Ketua Umum Partai Gerindra.

Namun demikian, Partai Gerindra tetap terbuka kepada siapa saja yang ingin bergabung. Apalagi, untuk bisa mengusung calon sendiri Partai Gerindra harus berkoalisi dengan partai lainnya yang memiliki kursi di DPRD Bali. Namun, ia menegaskan bahwa Partai Gerindra tidak bisa bergabung atau berkoalisi dengan PDIP yang telah merekomendasikan pasangan Koster-Giri Prasta dan Koster-Ace.

Oleh karena itu, Koalisi Indonesia Maju yang telah terbentuk di pusat saat mengusung pasangan Prabowo-Gibran menjadi opsi yang memungkinkan dilakukan agar bisa mencalonkan calon gubernur dan wakil gubernur Bali pada Pilkada 2024 melawan pasangan kader dari PDIP. “Kalau PDIP sudah mengeluarkan pasangam calon Koster-Giri dan Koster-Ace, berarti tidak ada ruang kader kita untuk maju (berkoalisi dengan PDIP, red), kita jalin koalisi lain. Mudah-mudah KIM nanti bisa kita akomodir semuanya lagi seperti di pusat“, ujar Anggota DPRD Provinsi Bali Fraksi Gerindra ini.

Baca juga:  KPU Karangasem Tetapkan DPT Pilgub 376.752 Pemilih

Juliarta mengatakan koordinasi dengan partai dalam KIM di Bali masih terjaga dengan baik. Bahkan, koordinasi dengan Partai NasDem juga tetap dilakukan. “Ini masih menunggu perintah dari Ketua DPD Partai Gerindra, kalau sudah diperintahkan nanti kita jalin komunikasi lebih intens lagi dengan partai-partai lainnya,” sebutnya.

Terkait aspirasi Rai Mantra yang dipasangkan dengan Ketua DPD Partai Gerindra Bali, I Made Muliawan Arya (De Gadjah), dikatakan merupakan aspirasi dari bawah dan disambut dengan baik oleh Partai Gerindra. Bahkan, kalau kedua tokoh ini benar-benar bersatu sangat baik untuk Bali ke depan.

Rai Mantra dinilai tokoh senior karena pernah menjabat sebagai Wali Kota Denpasar 2 periode. Sedangkan De Gadjah merupakan salah satu tokoh muda Bali. “Kita membutuhkan tokoh seperti Rai Mantra yang jujur dan bersih, yang kalem, yang santun. Dan ada Pak De Gadjah yang tegas, bermasyarakat, dan hadir ke anak-anak muda, sehingga suara anak muda itu bisa kita raup,” ungkapnya.

Baca juga:  Satu dari 4 PDP COVID-19 di Buleleng Sembuh, Diperbolehkan Pulang

Pihaknya pun tidak mempermasalahkan apabila De Gadjah yang merupakan Ketua Partai Gerindra Bali menjadi wakilnya Rai Mantra. Sebab, Partai Gerindra mengutamakan aspirasi dari masyarakat bawah dan persetujuan dari Ketua Umum Partai Gerindra.

Sementara itu, Partai Golkar Bali saat ini belum mau membocorkan calon kandidat yang akan diusung pada bursa Pilgub Bali 2024. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, I Nyoman Sugawa Korry, menegaskan bahwa saat ini Partai Golkar masih melakukan tahap survei dan konsolidasi dengan partai-partai KIM yang saat ini masih menunggu arahan masing-masing DPP. “Kami masih koordinasikan dengan Bapak Ketum (Airlangga Hartarto, red). Usulan kami adalah Cagub yang didukung oleh Presiden-Wapres dan Ketum golkar. Ini sedang berproses. Saya tidak bisa sebutkan namanya dulu,” tandas Sugawa Korry. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN