Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mulai pulih di 2023. Bahkan, jumlahnya menurut data Dinas Pariwisata Bali, sudah hampir mendekati masa sebelum pandemi COVID-19.

Berdasarkan data, pada 2023, jumlah kunjungan wisman mencapai 5,3 juta orang. Selisih sekitar 1 juta orang dibandingkan realisasi kunjungan sebelum pandemi COVID-19 pada 2019 lalu yang mencapai 6,3 juta.

Sedangkan wisatawan domestik di 2023 tercatat sebanyak 10 juta orang.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, Rabu (3/5) mengatakan dalam membangun pariwisata Bali pihaknya tak bisa bekerja sendiri. Harus melibatkan semua komponen sesuai bidangnya sehingga dapat meningkatkan layanan dan menjadikan pariwisata Bali makin berkualitas.

Baca juga:  Pariwisata Pulih, Permintaan Mobil Alami Peningkatan

Dicontohkannya, dari sisi pemanfaatan teknologi, pihaknya menggandeng Telkomsel untuk mendata wisatawan. “Kami mengajak Telkomsel untuk ikut andil dalam mendata wisatawan khususnya yang berkunjung ke lokasi daya tarik wisata (DTW) di Bali,” ujarnya.

Ia mengutarakan pihaknya bermaksud meningkatkan pelayanan pariwisata dengan memanfaatkan Data Solution dan Digital Advertising dari Telkomsel. “Kita akan tahu berapa jumlah wisatawan yang datang. Selain itu data tersebut dapat digunakan untuk membuat analisa terkait profil turis yang datang ke Bali yang diharapkan dapat meningkatkan mutu layanan pariwisata dan juga sebagai strategi untuk pengembangan pariwisata di Bali,” paparnya.

Baca juga:  Satpam Disekap, Uang Rp 1 Miliar Dibawa Kabur

Disampaikan Vice President Area Account Management Telkomsel, Samuel Pasaribu melalui produk data solution, diharapkan transformasi digital Indonesia dapat terwujud dengan memanfaatkan kelebihan dari Telco Big Data. “Data bukan lagi faktor pelengkap, namun telah menjadi senjata utama untuk memenangi persaingan di berbagai bidang,” sebutnya.

Produk data solution dan digital advertising, menurutnya bisa dimanfaatkan sektor pariwisata untuk mengawasi perubahan jumlah trafik pengunjung, segmentasi konsumen berdasarkan profil tertentu, dan mengetahui perilaku digital konsumen. Selain itu, teknologi ini juga bisa melihat pola pergerakan konsumen antarlokasi, perilaku konsumen terhadap produk dan layanan, serta dapat digunakan untuk promosi.

Baca juga:  Pandemi Sudah Hampir 15 Bulan, Bali Hadapi Ancaman Baru di Persampahan

“Kami berharap dapat menjadi solusi inovatif bagi kebutuhan industi pariwisata dan pemerintahan dalam membantu pengambilan keputusan yang strategis, dengan lebih akurat, lebih cepat, dengan jangkauan yang lebih terarah dan tepat sasaran,” tutupnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN