MANGUPURA, BALIPOST.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Jumat (3/5) mengatakan, data menunjukkan mayoritas pekerja di sektor pariwisata adalah perempuan.
Persentasenya sebesar 54,22 persen dibandingkan pekerja laki-laki sebesar 45,78 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mempunyai posisi dominan di sektor pariwisata.
Untuk itu, Sandiaga mengatakan pihaknya memiliki komitmen mendorong kesetaraan gender. Ia mengungkapkan di Kemenparekraf, pihaknya mendorong kesetaraan gender dengan memberikan contoh kasus.
“Instansi, unit usaha bisa melihat hasil dari women leadership yang ada di Kemenparekraf, cara paling gampang untuk bisa mengikuti, adalah dengan melihat hasilnya. Kita bisa tumbuh jauh di atas target, kita bisa lebih inklusif merangkul UMKM dan perempuan yang lebih banyak di sektor wisata. Kita bisa lebih cepat pulih dan kuat, kepulihan sektor kita dan ini berkat perempuan yang ada di Kemenparekraf,” ujarnya saat jumpa pers dalam rangkaian 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific di Bali International Convention Center, Nusa Dua.
Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani menyampaikan bahwa diskusi terkait perempuan sangat penting untuk memperkuat perannya dalam mewujudkan masa depan pariwisata yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.
Oleh karena itu pariwisata diharapkan menjadi wadah untuk pemberdayaan seluruh perempuan sehingga bisa menginspirasi dalam meningkatkan kualitas SDM pariwisata.
Professor Faculty of Tourism/Graduate School of Tourism, Wakayama University, Jepang, Kumi Kato, menyampaikan bahwa pendidikan bagi perempuan sangat penting. Sebab, perempuan berpendidikan tinggi akan cenderung lebih mampu mencapai kesetaraan gender dan memimpin masa depan yang lebih cerah.
“Upaya untuk mencapai kesetaraan gender melalui akses pendidikan merupakan langkah awal yang baik. Untuk mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan, diperlukan kesempatan yang sama bagi laki-laki maupun perempuan serta perlakuan yang setara dan adil,” kata Kumi Kato. (Citta Maya/balipost)