BANGLI, BALIPOST.com – Krama Banjar Adat Blungbang, Kabupaten Bangli berkomitmen menjaga kelestarian arsitektur bangunan Pura Dalem Penunggekan di wewidangan banjar adat setempat. Terutama keberadaan relief pada tembok pura. Relief tersebut menggambarkan perjalanan hidup manusia setelah meninggal dunia.

Kelian Banjar Adat Blungbang, I Nengah Witarsa mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan Pura Dalem Penunggekan dibangun. Demikian juga dengan hiasan relief pada bagian tembok pura yang panjangnya mencapai puluhan meter, tidak diketahui kapan dan siapa sangging yang membuatnya. Kalau istilah Bali dirinya napet sudah seperti itu.

Baca juga:  Desa Adat Patemon Lestarikan Kerajinan Tenun

Relief yang ada pada sisi luar dan dalam tembok pura bagian depan Pura Dalem Penunggekan, jelas Witarsa tidak hanya mengandung nilai seni. Namun juga sarat makna. Relief pada sisi luar tembok pura menceritakan Bima Swarga.

Relief itu menggambarkan perjalanan manusia setelah meninggal dunia. Manusia yang berkelakuan buruk semasa hidup, akan mendapat hukuman setelah meninggal dunia. Sedangkan relief yang ada pada sisi tembok bagian dalam, bercerita tentang Tantri. Selain pada bagian tembok, relief pada beberapa bangunan palinggih di areal pura tersebut juga masih tetap lestari hingga saat ini.

Baca juga:  Jadikan Momentum Mantapkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali

Sementara Penyarikan I Wayan Suardana mengatakan krama Banjar Adat Blungbang selama ini terus berupaya menjaga arsitektur bangunan Pura Dalem Penunggekan supaya tetap utuh, sebagaimana yang diwariskan para panglingsir terdahulu. Kalaupun ada bagian bangunan yang harus diperbaiki, perbaikan dilakukan tanpa mengubah arsitektur aslinya.

Dalam menjaga keasrian dan kelestarian bangunan Pura Dalem Penunggekan, krama Banjar Adat Blungbang selama ini rutin melaksanakan gotong royong tiap bulan dan jelang pelaksanaan pujawali. Krama setempat juga rutin melaksanakan kegiatan jaga dan makemit untuk menjaga keamanan pura.

Baca juga:  Pemkab Badung Diminta Jangan Kendor Kejar Pajak

Sedangkan Pecatu I Nengah Suartana menambahkan Pura Dalem Penunggekan disebut juga dengan Pura Dalem Tengah. Kenapa demikian, karena pura ini posisinya berada di tengah-tengah dikelilingi kuburan.

Kalau ada upacara-upacara tingkat kabupaten, pura ini termasuk nyatur dalem. Pura Dalem Penunggekan posisinya paling selatan, di bagian timur ada Dalem Cungkub, di utara ada Dalem Selaungan dan di barat ada Dalem Purwa. (Dayu Swasrina/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN