Para Taruna STIP saat mengangkut peti jenazah Putu Satria di Setra Gunaksa. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Korban penganiayaan Putu Satria Ananta Rustika, diaben di Setra Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Jumat (10/5).

Ribuan warga iringi prosesi ini, termasuk rekan angkatan korban dari Taruna STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran), lengkap dengan pakaian dinasnya. Peti jenazahnya diturunkan dari wadah pengabenan setelah sampai di Setra Gunaksa, dengan upacara khusus pelepasan para Taruna STIP, menuju lokasi pembakaran jenazah.

Sejak pagi prosesi upacara sudah berlangsung, dengan nyiramang jenazah Putu Satria Ananta Rustika. Seluruh kerabat korban sudah menunggu sejak pagi. Kemudian peti jenazah Putu Satria baru diangkut menuju wadah pengabenan sekitar pukul 12.30 WITA, diiringi kerabat dan warga Desa Gunaksa.

Baca juga:  HUT TNI, Kodam Dapat Kejutan dari Pemprov dan Polda Bali

Sampai di Setra Gunaksa, peti jenazah Putu Satria Ananta diturunkan para Taruna STIP dari wadah pengabenan. Sementara sisanya nampak berbaris dua baris saling berhadapan, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada rekannya itu.

Paman Putu Satria, Nyoman Budiarta, ditemui di Setra Gunaksa, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengikuti prosesi pengabenan Putu Satria. Mulai dari kerabat, aparat kepolisian/TNI, para Taruna STIP hingga seluruh krama Desa Gunaksa.

Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, yang sebelumnya telah menyempatkan diri melayat ke rumah duka. Saat melayat itu, Budi Karya Sumadi menjanjikan adanya reformasi pendidikan di tubuh STIP dan lembaga pendidikan lainnya di bawah Kemenhub. Agar peristiwa yang menimpa Putu Satria menjadi yang terakhir terjadi di STIP.

Baca juga:  Turun dari Sehari Sebelumnya, Kasus Harian dan Kematian COVID-19 Nasional

“Semoga apa yang dijanjikan Menhub itu, terkait upaya-upaya pembenahan proses pendidikan di STIP, benar-benar dapat direalisasikan. Agar tidak ada lagi korban lain yang meninggal sia-sia. Cukup Rio (panggilan Putu Satria), yang menjadi korban. Jangan lagi ada Rio yang lain sebagai korban,” terang Budiarta.

Sementara di areal Setra Gunaksa, nampak duka mendalam masih terlihat dari seluruh kerabat yang hadir di Setra Gunaksa. Mereka masih tidak menyangka anak sepolos dan berprestasi seperti Putu Satria meregang nyawa dengan cara seperti itu.

Bahkan, sebagai bentuk solidaritas kerabat dan teman-temannya di Desa Gunaksa, mereka memasang baliho yang cukup besar di areal Setra Gunaksa, berisikan gambar salah satu tersangka. Di dalam baliho itu juga berisi pesan moral, bahwa senior di dalam Taruna STIP, bukan untuk menganiaya dan membunuh.

Baca juga:  Gubernur dan Wagub DKI Jakarta Positif COVID-19, Ini Kata Satgas Nasional

Di dalamnya juga terkandung pesan, agar pihak kepolisian dapat segera mengusut tuntas kasus ini dan menjerat seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Mereka harus mendapatkan hukuman yang setimpal atas semua perbuatannya ini.

“Baliho itu baru tadi malam dipasang. Itu spontanitas dari teman-temannya. Agar warga tahu, siapa yang telah menganiaya Rio, sekaligus terus mendorong pihak kepolisian agar persoalan ini dapat diusut tuntas,” katanya. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN