BANGLI, BALIPOST.com – Siswa SMPN 6 Kintamani membuat lukisan wajah sejumlah presiden dari sampah plastik. Lukisan itu dipamerkan dalam pameran pendidikan di Alun-alun Bangli, Jumat (10/5).
Dalam pameran yang digelar serangkaian HUT Kota Bangli itu tampak terpajang beberapa lukisan wajah dari tokoh-tokoh terkenal yang dibuat dari sampah plastik beraneka warna. Diantaranya lukisan presiden pertama Soekarno, presiden Megawati, presiden Habibie, hingga lukisan wajah beberapa pejabat dan seniman di Kabupaten Bangli.
Kepala SMPN 6 Kintamani Wayan Mustapayasa mengatakan lukisan wajah berbahan sampah plastik tersebut merupakan hasil dari proses pembelajaran proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). Pada semester ini, tema yang diangkat yakni Gaya Hidup Berkelanjutan. “Kenapa kami membuat lukisan wajah plastik biar beda dengan sekolah lainnya,” ungkap Mustapayasa ditemui Jumat.
Untuk mengajarkan membuat lukisan wajah dari sampah plastik, pihaknya mendatangkan narasumber yang memang sudah punya hak paten dengan karya seni wajah plastik. Dalam projek P5 yang dilaksanakan selama kurang lebih dua Minggu, siswa kelas VII dan VIII berhasil membuat 78 karya lukisan wajah plastik. “Namun dalam pameran kali ini, kami tampilkan beberapa yang terbaik,” ujarnya.
Pembuatan lukisan wajah plastik, membutuhkan keterampilan memasang dan menyesuaikan warna sampah plastik dengan desain. Supaya hasilnya bisa benar-benar hidup/mirip dengan wajah aslinya.
Mustapayasa mengatakan untuk membuat lukisan wajah plastik, siswanya butuh waktu kurang lebih tiga hari. Dalam pembuatan desain lukisan siswa masih dibantu guru TIK. “Tantangan dalam pembuatan lukisan wajah plastik ini kalau tidak dapat plastik sesuai warna desain. Kalau bahan cukup 1 hari bisa selesai,” jelasnya.
Beberapa lukisan wajah plastik yang dipamerkan, ungkap Mustapayasa diminati pengunjung untuk dibeli. Salah satunya lukisan wajah tokoh seniman dramagong Dolar. “Yang mau beli ada satu dua orang. Ada juga sekolah yang tertarik ingin mengembangkan di sekolahnya,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)