Suasana bincang yang digelar serangkaian IGDX (Indonesia Game Developer Exchange) 2024, Rabu (15/5). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Game telah berkembang sebagai industri sehingga membuka peluang ekonomi kreatif. Untuk mengembangkan industri ini, SDM terutama di bidang game developer harus terus dibina. Demikian mengemuka dalam bincang yang digelar serangkaian IGDX (Indonesia Game Developer Exchange) 2024, Rabu (15/5).

Menurut Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Pusat Karier Primakara University Putri Anugrah Cahya Dewi, S.Pd., M.Pd., industri game telah menjadi salah satu sektor ekonomi kreatif. “Di Indonesia sudah banyak diciptakan game-game lokal yang bahkan bisa bersaing di kancah internasional. Di Primakara itu juga sudah ada unit bisnis yang terkait dengan game namanya Pandora Entertainment yang baru saja meluncurkan game Leak Bali,” kata Cahya.

Penjabat Pembuat Komitmen Direktorat Ekonomi Digital Kemenkominfo Irfan Noor Agdhian mengatakan, dalam mengembangkan industri game, SDM yang bergerak di bidang game developer perlu mendapat pembinaan dan pembekalan. Pembekalan yang dilakukannya pun menarik cukup banyak peminat.

Baca juga:  Bantuan Kuota Belajar Dibatasi untuk Medsos dan Game, Ini Daftarnya

Tercatat, ratusan mahasiswa Primakara berpartsipasi untuk mendapatkan pembekalan dari narasumber ahli dalam industri game. “Acara hari ini merupakan salah satu rangkaian dari event IGDX (Indonesia Game Developer Exchange) 2024 yakni acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI), dan pada tahun ini Kemenkominfo dan AGI menciptakan sebuah inovasi baru yaitu IGDX Bootcamp yang merupakan wadah bagi para mahasiswa untuk menjadi game developer masa depan,” jelas Irfan.

Irfan juga menyampaikan bahwa IGDX Bootcamp juga bekerja sama dengan 11 kampus di Indonesia, salah satunya adalah Primakara University di Bali dalam menghasilkan SDM berkualitas untuk bidang game.”Banyak programmer berasal dari Bali, ada blessing luar biasa di bidang art dan programming. Pokoknya kalau kita ke Bali untuk bahas game, pasti ke Primakara” lanjut Irfan.

Baca juga:  Kebijakan PPnBM Relaksasi Bagi Industri Otomotif di Tengah Pandemi

Founder sekaligus Komisaris Utama Miracle Academy, Orlando Nandito Nehemia yang juga alumni Primakara University menuturkan, ia merintis Miracle Academy sejak SMK kemudian berlanjut saat menjadi mahasiswa Primakara University. Kala itu, Nando sudah memiliki visi untuk membuat game berkualitas AAA yang setara dengan game terkenal seperti Mass Effect dan Crysis. Menurutnya, industri game punya karakteristik unik dari industri-industri lainnya.

“Berawal dari SMK memilih jurusan Multimedia, kemudian lanjut kuliah di Primakara. Saat itu saya punya mimpi besar membuat game AAA sebagus Mass Effect dan Crysis. Industri game ini sebenarnya industri paling kompleks, karena banyak sekali pelajaran dan ilmu dalam sebuah game, misalnya suka musik, voice over, ilmu fisika, dan matematika hampir semua pelajaran masuk industri game,” ujar pria yang memimpin pengembangan game Battle of Guardians ini.

Baca juga:  Berhasil Kelola Sampah di Hulu, Perlu Ada Penghargaannya

Terkait perjalanannya membangun Miracle Gates Entertainment, di depan ratusan peserta, Nando juga menekankan pentingnya memiliki tim yang solid dan bergaul di lingkungan yang memiliki kesamaan visi.
“Apalagi sekarang eranya AI, sukses kalian harusnya bisa lebih cepat. Lalu kenapa penting untuk kuliah? Karena kalian akan bertemu orang-orang dengan mimpi yang sama, sebuah ekosistem, seperti sekarang kalian bisa ikut IGDX Bootcamp dari Kemenkominfo,” tutupnya.(Citta Maya/balipost)

BAGIKAN