GIANYAR, BALIPOST.com – Berdasarkan data, jumlah pasien gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa yang ditangani RSJ Provinsi Bali sebanyak 1.981 orang.
Dilihat dari asal daerah, kebanyakan pasien yang dirawat di RSJ Provinsi Bali dalam kurun waktu lima tahun terakhir, berasal dari Kabupaten Gianyar, dengan jumlah 1.362 pasien.
Sedangkan terendah berasal dari Kabupaten Klungkung yakni 685 orang pasien.
ODGJ asal Gianyar ini memang kebanyakan dirawat di RSJ Bali, karena RSUD Sanjiwani Gianyar misalnya, hanya mempunyai 4 tempat tidur dan hanya merawat pasien gangguan jiwa kategori ringan dan sedang.
Direktur RSUD Sanjiwani dokter Nyoman Bayu Widhiartha, Rabu 15 Mei 2024 mengatakan pelayanan kesehatan jiwa untuk rawat inap ketika kasus akut akan dirawat di RS Sanjiwani.
Ketika belum membaik dalam waktu 7 hari, maka akan dilakukan rujukan ke RSJ Bangli.
Bayu menegaskan RSUD Sanjiwani hanya merawat pasien gangguan jiwa kategori ringan dan sedang. Alasannya, RSUD Sanjiwani belum memiliki tempat khusus atau kegawat daruratan IGD khusus Jiwa.
Itulah sebabnya pasien ODGJ asal Gianyar banyak dirawat di RSJ Bangli.
Kasat Pol PP Kabupaten Gianyar, I Made Watha mengatakan keberadaan ODGJ yang diamankan Satpol PP merupakan wajah lama. Setelah berobat, ODGJ wajah lama biasanya kembali kumat.
Sesuai permintaan keluarga dan masyarakat sekitar, Satpol PP diturunkan untuk mengamankan ODGJ tersebut. Jika dibiarkan, ODGJ kerap mengamuk dan meresahkan masyarakat sekitar.
Watha menuturkan ODGJ yang selama ini dilaporkan kumat sudah mempunyai kartu kuning tanda bukti sudah pernah ditangani di RSJ Bangli.
Umumnya mereka kumat karena minum obat tidak kontinyu dan karena kondisi lingkungan rumah kurang mendukung. Di sinilah pentingnya perhatian dan pengawasan dari pihak keluarga agar ODGJ kembali sehat.
Made Watha menambahkan penyebab banyaknya pasien ODGJ dari Gianyar pada umumnya depresi akibat tekanan hidup termasuk masalah ekonomi.
Ada juga karena faktor keturunan, masalah individu karena pernah putus asa, masalah keluarga dan lingkungan tempat tinggal mereka yang tidak mendukung. (Wirnaya/balipost)