DENPASAR, BALIPOST.com – Pariwisata telah merusak Bali. Indikasinya, banyak ruang hijau yang kini berubah menjadi bangunan. Bali mengalami overbuild. Pemerintah diminta segera bersikap agar tidak semakin bablas. Demikian disampaikan Guru Besar FEB Undiknas, Prof. IB Raka Suardana.
Ia mengatakan, overbuild di Bali memang benar adanya. Ia sendiri melakukan observasi di daerah Badung Selatan, terjadi perubahan lingkungan luar biasa.
Pembebasan lahan untuk membangun properti yang sangat masif sekali terjadi termasuk vila yang ada di pelosok. “Ini luar biasa, jika tidak disikapi pemerintah, akan bisa bablas,” ujarnya.
Sementara dari sisi ekonomi diakui memang ada
pergerakan peningkatan namun berimplikasi pada perusakan lingkungan. “Yang kasihan daerah daerah
yang subur yang dulu sawah hijau berubah jadi bangunan seperti di Tibubeneng, Badung yang dulu hijau, pembangunan luar biasa, jadi beton, sangat disayangkan. Kita memang berharap ekonomi akan tumbuh tapi tidak merusak lingkungan,” tegasnya.
Raka Suardana mengatakan, masyarakat harus bersikap dengan fenomena dan kondisi yang terjadi pada Pulau
Bali. Masyarakat Bali harus bisa menjaga tanahnya, daerahnya dan kepemillikan lahannya jangan sampai dimiliki orang luar.
“Kita lihat sekarang banyak orang luar, banyak sekali membeli lahan di Bali terutama asing baik di daerah
pinggiran pantai, Payangan, Gianyar, banyak orang dari luar beli. Kalau itu dibangun, sayangnya pemandangan
kita yang bagus tata ruang yang bagus, hijau, akan semakin hilang, yang ada perumahan property dan vila-vila dan banyak lagi, dan ini saya melihat persaingan tidak sehat, karena hotel kosong beralih ke pembangunan baru vila,” ungkapnya.
Sementara Pemda juga dinilai sulit mengatur karena perizinan secara OSS, langsung ke pemerintah pusat. (Citta Maya/balipost)