TABANAN, BALIPOST.com – Pemerintah desa kini terus berlomba-lomba menciptakan terobosan atau inovasi untuk bisa menjawab berbagai persoalan yang ada di wilayahnya, salah satunya penuntasan angka kemiskinan. Seperti yang dilakukan Desa Selemadeg, Kabupaten Tabanan yang menerapkan sistem “Ngadas Sapi” sejak tahun 2020.

Dari awalnya bantuan hanya 14 ekor sapi, kini sudah bertambah menjadi total 54 ekor sapi dengan 44 kepala keluarga yang bertanggung jawab sebagai peternak.

Perbekel Desa Selemadeg, Wayan Arsa Wikanta mengatakan, ada sekitar 300 warga yang tergolong miskin. Dan pada 2020, hadir program ketahanan pangan dari pemerintah pusat untuk menuntaskan kemiskinan yang kemudian ditindaklanjutinya dengan membuat program yang disesuaikan potensi yang ada di Selemadeg.

Baca juga:  Mandi di Pantai, Tiga Buruh Proyek Tergulung Ombak

Menggandeng BUMDes Bumi Lestari, pemerintah desa memberikan penyertaan modal bersumber dari dana desa untuk program ngadas.

Wikanta menjelaskan program ini tidak hanya memberikan sapi kepada peternak, tetapi juga menetapkan pembagian hasil yang adil antara peternak dan Bumdes.

Hal ini tidak hanya memastikan keberlanjutan program, tetapi juga memperkuat kemitraan antara pemerintah desa dan warganya dalam mengatasi tantangan kemiskinan.

Selama program ini digulirkan sejak 2020 silam diakui Wikanta memang pernah ada kegagalan seperti sapi kurus lantaran diabaikan oleh peternak dan ada juga sapi yang gagal bunting. Termasuk juga untuk kondisi bantuan sapi yang gagal bunting, sudah dijual dan diganti dengan sapi lainnya.

Baca juga:  Cegah Klaster, Ini Penekanan dalam Pengawasan Prokes di Malam Pergantian Tahun

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Peternakan dinas pertanian kabupaten Tabanan, Gede Eka Parta Ariana mengatakan, populasi sapi di Selemadeg menurun kurang lebih 10 persen. Faktor penyebabnya dominan karena genetik sapi, selain juga memang minat masyarakat untuk beternak turun.

Dominan karena faktor genetik, namun dengan pemeliharaan kesehatan yang baik dan benar khususnya pakan optimis bisa kembali meningkatkan jumlah populasi sapi. Selain juga pembinaan dan pendampingan pada kelompok juga terus dilakukan untuk menghasilkan sapi yang berkualitas. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Prokes dan Minyak Goreng Terus Diawasi Ketat

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN