DENPASAR, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo membuka KTT World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada Senin (20/5).
Dalam pidatonya, yang dipantau daring di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi mengajak para pemimpin di dunia untuk berkolaborasi mengelola air secara berkelanjutan. Ia mengutarakan pelaksanaan Forum Air Sedunia ke-10 ini merupakan bentuk komitmen bersama dan merumuskan aksi nyata pengelolaan air yang inklusif dan berkelanjutan.
Jokowi mengungkapkan bahwa dari 72 persen wilayah dunia yang tertutup air, hanya 1 persen yang bisa diakses dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum dan keperluan sanitasi masyarakat. Ia juga menyebut di 2050, sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan. “Tanpa air tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. No water, no live, no growth. Oleh sebab itu air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya sangat berharga,” katanya.
Presiden mengutarakan Indonesia kaya akan kearifan lokal dalam pengelolaan air. “Masyarakat kami memiliki nilai budaya terhadap air, salah satunya sistem pengairan subak di Bali yang dipraktekkan sejak abad ke-11 dan diakui sebagai warisan budaya dunia. Selain itu bagi masyarakat Bali, air adalah kemulian yang mengandung nilai-nilai spiritual dan budaya yang harus dikelola secara bersama-sama,” ungkap Presiden.
Hal ini, disebutnya, sejalan dengan tema WWF ke-10 yakni “Air Bagi Kemakmuran Bersama” yang bisa dimaknai menjadi tiga prinsip dasar, yaitu menghindari persaingan, mengedepankan pemerataan dan perdamaian inklusif, serta menyokong dan kemakmuran bersama. “Ketiganya bisa terwujud dengan sebuah kata kunci, yaitu kolaborasi,” tegasnya.
Ia berharap dengan berkumpulnya di Bali, dunia dapat saling bergandengan tangan secara berkesinambungan untuk dapat memperkuat komitmen kolaborasi dalam mengatasi tantangan global terkait air. Di akhir pidatonya, Jokowi mengingatkan bahwa air adalah sumber kehidupan dan simbol keseimbangan kehidupan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, air juga dapat menjadi sumber bencana.
Hadir sejumlah delegasi dalam seremonial pembukaan KTT WWF Ke-10, di antaranya Wakil Perdana Menteri (PM) Papua Nugini John Rosso, Utusan Khusus Belanda Meike van Ginneken, Presiden Majelis Umum PBB Dennis Francis, Utusan Khusus Prancis Barbara Pompili, dan Utusan Khusus Persatuan Emirat Arab Suhail Mohamed Al Mazroui.
Selain itu, juga hadir Wakil PM Malaysia Dato Sri Haji Fadillah bin Haji Yusof, Utusan Khusus yang juga Presiden Hungaria 2012-2022 János Áder, PM Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Katonivere, dan Ketua DPR RI Puan Maharani yang juga Perwakilan Presiden International Parliamentary Union (IPU).
Usai pembukaan, dilanjutkan dengan interface meetings bersama penanggung jawab proses politik, tematik, dan regional, serta pertemuan bilateral. (Diah Dewi/balipost)