Calon konsumen properti melihat hunian menggunakan virtual reality. Seiring membaiknya ekonomi pascapandemi COVID-19, sektor properti di Bali mulai bergeser ke Tabanan. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Investasi properti di Bali kembali marak setelah pandemi COVID-19. Kiblatnya tak lagi di wilayah Badung, seperti Canggu dan Seminyak.

Area Tabanan kini mulai dilirik. Bahkan kawasan Pantai Nyanyi, Beraban, sudah mulai dijadikan lokasi investasi properti.

“Orang selalu orientasinya Canggu dan Seminyak padahal dari sisi investasi arah trendnya ke arah Tanah Lot, Tabanan dan Canggu sudah penuh tapi di Pantai Nyanyi tempat properti kita, quality of life nya masih oke, seperti vilanya kita bisa lebih luas. Lebih populer dan arah pantai,” kata salah satu pengembang hunian, Johannes Weissenbaeck.

Baca juga:  Masyarakat Canggu dan WNA Kirim Petisi ke Presiden hingga Gubernur Bali

Founder dan CEO OXO Group Indonesia, Selasa (21/5), saat ditemui di Tibubeneng, Kuta Utara mengatakan  Tabanan cukup banyak memiliki daya tarik wisata, seperti Pantai Nyanyi dan Jatiluwih.

Terlebih di Beraban sedang dibangun proyek investasi senilai 250 juta dolar AS di lahan seluas 44 hektare. Proyek yang bernama Nuanu City ini membuat Tabanan prospektif dalam pengembangan sektor properti.

“Yang akan dikembangkan di Nuanu adalah pusat edukasi, art dan culture, termasuk akomodasi wisata. Tapi untuk residensialnya dikembangkan oleh partnernya, seperti kami,” ungkapnya.

Baca juga:  Beraksi Berkali-kali di THM, Maling Sasar Wisman Ditangkap

Dikatakannya, dilihat dari minat untuk membeli properti, warga Eropa mendominasi. Misalnya, warga Rusia, Jerman, dan Eropa Timur. “Dugaan awal kita Australia tapi ternyata Eropa. Untuk Indonesia, peminatnya sekitar 10 persen, namun kebanyakan asal Jakarta,” ungkapnya.

Terkait infrastruktur ke Tabanan, khususnya Pantai Nyanyi, ia optimis pemerintah akan terus mengembangkannya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN