Sesi panel bertajuk "Blended Finance for Global Sustainable Water" yang digelar serangkaian World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Selasa (21/5). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Untuk menciptakan ketahanan air yang tangguh, diperlukan kolaborasi pembiayaan campuran global (Global Blended Finance Alliance –GBFA). Demikian mengemuka dalam sesi panel bertajuk “Blended Finance for Global Sustainable Water” yang digelar serangkaian World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Selasa (21/5).

Sesi yang diadakan melalui kerja sama antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Tri Hita Karana Forum, dan World Economic Forum ini membahas pentingnya kolaborasi global untuk mencapai ketahanan air dan iklim.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam sesi itu menekankan pentingnya kolaborasi. “Roadmap Global Blended Finance Alliance (GBFA) yang baru diluncurkan mencakup strategi pengurangan risiko untuk memperkuat keberlanjutan air,” kata Luhut dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga:  Polsek Gilimanuk Amankan Komoditi Tanpa Dokumen

Ia mengatakan dunia memerlukan pembiayaan inovatif dan kemitraan kolaboratif untuk menciptakan kepercayaan investor dan mengembangkan infrastruktur air yang tangguh.

Dalam sesi ini hadir para pemimpin organisasi internasional, yang mengulas berbagai inovasi dalam pembiayaan global untuk keamanan air, yakni: Prof. Mari Pangestu, Presidential Special Envoy for Climate Finance and G20 Bali Global Blended Finance Alliance, bersama dengan H.E. Zachariah Mwangi Njeru, Menteri Air, Sanitasi, dan Irigasi, Republik Kenya, serta pembicara kelas dunia lainnya.

Baca juga:  Jokowi Paparkan Kearifan Lokal Sistem Subak Bali di World Water Forum ke-10

Ahli dari Amsterdam University, Belanda, Prof. Joyeeta Gupta, menekankan pentingnya inovasi dalam pembiayaan untuk mengurangi risiko investasi dan menarik modal untuk proyek infrastruktur air yang berkelanjutan. “Dengan peluncuran GBFA, yang bertujuan untuk menjembatani kebutuhan pembangunan dan iklim, ada harapan untuk perumusan pembiayaan yang lebih baik, mekanisme peningkatan kredit, peningkatan pendapatan, dan keterlibatan sektor swasta, menjadikan masalah kompleks di sektor ketahanan air lebih mudah untuk diselesaikan,” kata Prof. Gupta.

Dalam panel juga dibicarakan mengenai kemitraan inovatif dalam pembiayaan campuran yang telah berhasil mengatasi tantangan pembiayaan program dan proyek di sektor berkelanjutan. Sejumlah tokoh inspiratif memberikan berbagai solusi inovatif, Neo Gim Huay, Managing Director, World Economic Forum, bersama dengan pembicara panel lainnya berbagi studi kasus dan mekanisme pembiayaan yang telah terbukti berhasil. Salah satu pembicara menyoroti pentingnya kemitraan antara berbagai sektor untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan efektif.

Baca juga:  Hujan Lebat Masih Berlanjut di Buleleng, Puluhan KK Mengungsi

Penyelenggaraan World Water Forum ke-10 ini menandai langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi tantangan ketahanan air. Para pemimpin dan pakar yang hadir berkomitmen untuk terus bekerja sama melalui platform GBFA dan berbagai inisiatif lainnya, guna memastikan implementasi strategi pembiayaan campuran yang efektif. (kmb/balipost)

BAGIKAN