SINGARAJA, BALIPOST.com – Desa Adat Runuh, Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng sejak dua tahun lalu mulai melakukan penataan kawasan sumber mata air yang terletak di Pura Pemanahan.

Kawasan Pura Pemanahan yang terletak di Dusun Lebah Mantung ini pun tak hanya sebagai tempat mesucian Ida Bhatara Bhatari saat piodalan, melainkan sebagai tempat sumber air yang kerap dipergunakan warga sehari – hari.

Ketua Pelestari Pura Pemanahan Desa Adat Runuh, Ketut Ledang Mertayasa dikonfirmasi Jumat 24 Mei menuturkan keberadaan Pura Pemanahan ini awalnya hanya semak belukar yang tepat berada di pinggir sungai.

Baca juga:  Puncak Karya Padudusan Agung di Pura Goa Lawah Digelar 15 Oktober 2024

Pihaknya bersama beberapa warga kemudian berinisiatif membentuk kelompok guna melakukan penataan kawasan ini. Alhasil, keinginannya itu didukung penuh oleh Desa Adat dan Desa Dinas, sehingga penataan bisa terealisasi selama dua tahun.

Keberadaan Pura ini pun cukup dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar. Selain sebagai tempat Mesucian dan Pangelukatan, para warga ini juga mempergunakan untuk kebutuhan sehari – hari.

Bahkan semenjak dilakukan penataan, sumber air yang ada saat ini tidak pernah surut.

Baca juga:  Desa Adat Kutuh Jalankan Tradisi Nyepi Adat

Keberadaan Pura Pemanahan yang piodalannya diperingati setiap Purnama Kadasa inipun mempunyai aura magis yang luar biasa. Bahkan keberadaan Pura juga diyakini mampu menyembuhkan sejumlah penyakit, seperti cacar maupun meminta berkah.

Selain itu, beberapa warga yang datang kerap menemukan sosok perempuan tua, yang disinyalir sebagai penjaga di tempat itu.

Diharapkan keberadaan Pura Pemanahan ini betul-betul dijaga olah Krama Desa Adat dan Desa Dinas. Pasalnya, keberadaan pura ini sudah ada sejak dulu sebagai tempat sejarah yang dimiliki oleh Desa Adat Runuh. (Nyoman Yudha/balipost)

Baca juga:  Gagal di 2012, DPRD Buleleng Ngotot Usulkan Ranperda Inisiatif Ini

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN