Sejumlah wisman baru turun dari Eka Jaya Fast Ferry. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Senggigi, NTB merupakan destinasi wisata yang mempunyai sejarah panjang. Bahkan, kawasan yang berlokasi di Lombok Barat itu disebut sebagai cikal bakal pariwisata di Lombok.

Senggigi kini berupaya mengembalikan zaman keemasannya di tengah makin banyaknya destinasi baru di Lombok. Salah satu destinasi baru yang gencar dikembangkan pemerintah adalah Mandalika, yang kini menjadi destinasi super prioritas.

Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan saat mengunjungi Senggigi. Terlebih, kini ada Eka Jaya Fast ferry yang langsung menuju Senggigi, lewat Padangbai, Karangasem dan Serangan, Denpasar. Waktu tempuhnya juga tidak terlalu lama. Jalur Padangbai-Senggigi bisa ditempuh dengan waktu 1,5 jam. Sedangkan Serangan-Senggigi memakan waktu tempuh hingga 2 jam.

Pilihan akomodasi wisatanya juga banyak. Kamu bisa pilih hotel bintang lima hingga kelas melati. Hotel-hotel dengan konsep butik resort juga banyak ditemukan di Senggigi. Salah satu hotel yang mengusung konsep butik resort ini adalah Sudamala Resort Senggigi.

Lokasinya hanya sekitar 10 menit dari Pelabuhan Senggigi, tempat berlabuhnya Eka Jaya Fast Ferry dari Pelabuhan Padangbai, Karangasem.

Commercial Director Sudamala Resorts, I Wayan Suwastana mengatakan Senggigi merupakan lokasi yang sangat sesuai dikunjungi wisatawan yang menginginkan ketenangan. Ia pun mengutarakan pelaku pariwisata kini berupaya membangkitkan kembali masa keemasan Senggigi dengan memperkenalkan kembali destinasi-destinasi menarik yang ada di kawasan itu.

Suasana di salah satu kamar Sudamala Resort Senggigi, Lombok. (BP/Istimewa)

Jadi, jika ke Senggigi, ada banyak itinerary yang bisa dilakukan. Simak daftarnya :

1. Sunrise Trekking

Pemandangan sunrise atau matahari terbit di Mangsit Hills jangan dilewatkan jika berlibur ke Senggigi. Untuk menyaksikan matahari terbit ini, ada penawaran paket trekking yang bisa diambil.

Baca juga:  Koalisi PDIP - Gerindra Diwacanakan Kembali

Syaratnya cuma satu, harus bisa bangun pagi. Sebab, sebelum matahari terbit sekitar pukul 05.30 WITA, trekking sudah dilakukan. Jadi setelah menempuh waktu sekitar 45 menit, kita bisa tiba di Mangsit Hills dan melihat sunrise.

Setelah puas melihat sunrise, kita akan diajak menikmati segarnya kelapa muda yang banyak ditemukan di Senggigi.

2. Berlatih Yoga

Jika, kalian tidak bisa bangun pagi, berlatih yoga bisa menjadi alternatif menghabiskan waktu. Selain bisa menghirup udara segar, yoga juga dapat membantu meningkatkan kebugaran tubuh dan pikiran.

Menurut Suwastana, pihaknya memiliki program Yoga yang ditawarkan ke para tamu. Pelatihnya berasal dari orang lokal sehingga dapat membantu memberdayakan masyarakat sekitar.

3. Belajar Masakan Khas Senggigi

Suwastana mengungkapkan tren wisatawan saat ini cenderung menginginkan kedekatan dengan budaya lokal. Belajar masakan lokal adalah salah satunya.

Ia pun menyebut cooking class yang ditawarkan hotel kepada para tamunya cukup diminati. Wisatawan bisa belajar membuat Ayam Taliwang dan Pelecing Kangkung. Atau  membuat kudapan khas Lombok, yakni Kelepon. “Cooking class umumnya berlangsung selama 2 jam. Para tamu yang ikut akan diperkenalkan cara memasak masakan khas Lombok,” ujarnya di sela-sela pelaksanaan Familiarization Trip, Minggu (26/5).

Chef sedang menjelaskan cara memasak di cooking class yang diikuti tamu hotel. (BP/Istimewa)

4. Menenun Kain Sasak

Selain memasak, belajar tentang tenun Sasak juga menjadi pilihan menarik. Ada beragam corak tenun yang memiliki arti masing-masing.

Tenun memang menjadi salah satu budaya yang dipelajari Suku Sasak, terutama kaum perempuan, sejak usia dini. Tak heran, mereka yang masih duduk di bangku sekolah sudah mahir menenun.

Baca juga:  Biaya Pelayanan Penumpang Turun 50 persen

5. Mencicipi Kuliner Khas

Tak lengkap rasanya jika pergi ke suatu destinasi wisata tanpa mencicipi kuliner khas. Di Senggigi, ada beragam kuliner khas yang bisa dicoba, seperti Ayam Taliwang dan Pelecing Kangkung.

Selain itu ada lagi beragam kudapan khas yang bisa dicoba. Di antaranya adalah tuak, gula aren, dan Sate Tanjung.

Tuak mudah didapatkan di Senggigi. Salah satunya di Dusun Apitaik, Desa Batulayar Timur, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat.

Dusun Apitaik juga banyak perajin gula aren. Pekerjaan membuat gula aren ini salah satunya ditekuni Zakir dan istrinya. Produknya bisa dibeli secara langsung di rumah mereka atau di pasar tradisional. Rasa gula aren ini sangat istimewa karena tidak menggunakan bahan tambahan.

Pedagang menyiapkan Sate Tanjung yang merupakan masakan khas masyarakat Tanjung, Lombok. (BP/Istimewa)

Untuk kuliner Sate Tanjung, bisa ditemukan di daerah Tanjung. Sate dari bahan ikan dengan bumbu gurih pedas yang khas ini hanya bisa ditemui saat siang hingga sore.

Jika ingin menikmati sate ini saat berada di Senggigi dan sekitarnya, disarankan untuk memesan terlebih dahulu.

6. Mengunjungi Destinasi Wisata

Lokasi Senggigi sebenarnya sangat strategis karena dekat dengan sejumlah destinasi wisata. Dari Senggigi, kita bisa berkunjung ke Desa Sembalun di Lombok Timur.

Pilihan lainnya bisa mengunjungi Monkey Forest di Baun Pusuk.

Jika ingin menikmati matahari terbenam (sunset) bisa juga berkunjung ke Malimbu Hills yang lokasinya hanya beberapa menit dari Senggigi. Malimbu Hills merupakan salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi bila berkunjung ke Lombok.

Baca juga:  Wanita Asal Tanjung Priok Ini Beri Bukti Kisah Sukses Jadi AgenBRILink

Tempat wisata di Lombok Utara ini memberikan panorama sunset yang sangat indah. Malimbu Hills tepat berada di atas Pantai Malimbu.

Saat berada di sana, pengunjung juga dapat melihat pemandangan Gunung Agung yang berlokasi di Karangasem, Bali, Pulau Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.

7. Menyaksikan Tradisi Khas Suku Sasak

Berwisata juga tak akan lengkap jika belum menyaksikan budaya khas. Suku Sasak kaya akan berbagai tarian dan tradisi. Tiga di antaranya Gendang Beleq, Peresean, dan Tari Gandrung.

Tradisi khas Suku Sasak ini memiliki ceritanya masing-masing.

Gendang Beleq misalnya merupakan salah satu musik tradisional yang telah diwariskan ke masyarakat Suku Sasak yang mendiami pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Umumnya dipentaskan saat ada pernikahan untuk mengiringi tradisi nyongkolan.

Peresean merupakan permainan tradisonal khas suku Sasak, Pulau Lombok dalam mengadu ketangkasan sekaligus olah kanuragan yang mengandalkan kemampuan teknis memukul menggunakan alat penjalin (rotan) dan menangkis menggunakan ende (tameng).

Seorang wisatawan mancanegara mencoba tradisi Peresean. (BP/Istimewa)

Pemain Peresean dikenal dengan nama pepadu sedangkan wasit atau yang mengadu dalam arena pertarungan disebut dengan pekembar.

Sementara itu, Tari Gandrung Lombok merupakan sebuah tarian rakyat dari Suku Sasak yang berada di Pulau Lombok. Tari Gandrung Lombok dilakukan antara penari wanita dan pria yang diiringi dengan seperangkat gamelan.

Nah, itu tadi sejumlah itinerary yang bisa kalian lakukan saat berada di Senggigi. Jadi, tunggu apa lagi? Segera rencanakan liburan ke Senggigi dalam waktu dekat ini. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN