Nelayan membersihkan jaring ikan yang telah dipasangnya di perairan Pulau Serangan, Denpasar. Kawasan ini nantinya akan dikembangkan menjadi regenaritf tourism atau wisata perbaikan. (BP/Eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kawasan Serangan, Denpasar akan dikembangkan menjadi Pariwisata Regeneratif atau Pariwisata Pemulihan. Konsep ini disebut lebih ambisius daripada pariwisata berkelanjutan. Hal tersebut dikarenakan konsep ini tidak hanya meminimalisir dampak, namun juga memperbaiki yang sudah rusak sebagai upaya untuk kesejahteraan destinasi lokal, lingkungan serta masyarakatnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Ni Luh Putu Riyastiti saat diwawancarai, Rabu (29/5) mengatakan, pengembangan di Serangan sesuai dengan arahan Bappenas akan menjadi destinasi Blue Green and Circulatif Ekonomi (BGC). Dimana Serangan terkenal dengan wisata bahari dan akan dikembangkan menjadi pariwisata bahari berkelanjutan.

Baca juga:  ATR Tak Terdampak Serangan PDNS dan Akan Backup Berkala

“Kemudian green, mengembangkan pariwisata yang tidak hanya mengutamakan keuntungan, namun juga mempertimbangkan aspek sosial budaya dan lingkungan. Ke depannya di sana juga akan dikembangkan regeneratif tourism. Artinya pariwisata pemulihan. Ini lebih antusias dan lebih ambisius dari sustainable tourism,” imbuhnya.

Pariwisata Regeneratif ini kata dia, tidak hanya berupaya meminimalisir dampak, tapi memperbaiki yang sudah rusak agar tidak terlanjur rusak. Termasuk juga pembangunan kampung kuliner yang berfokus pada pengolahan hasil laut.

Baca juga:  Tingkatkan Daya Saing Global Siswa, Minat Literasi Baca Perlu Ditingkatkan

Terkait pembangunan kampung kuliner, diakui Riyastiti saat ini masih tahap lelang. Pihaknya berharap akhir Juni proses lelang tuntas dan dilanjutkan dengan pengerjaan.

Di tahun 2024 ini akan dibangun 52 kios yang akan mendukung pengembangan kampung kuliner di Serangan. Adapun lokasi pembangunan kios ini akan dilakukan di lapangan depan Kantor Lurah Serangan. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN