NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Baler Bale Agung belum lama ini menggelar karya Ngenteg Linggih di Pura Desa lan Puseh Desa. Puncak karya Ngenteg Linggih jatuh pada Purnama Sadha, pada Rabu (22/5) setelah melalui proses yang cukup panjang.
Desa adat yang berada di Kecamatan Negara ini sebelumnya menjadi satu untuk Pura Desa lan Puseh dengan Banjar Tengah.
Setelah perkembangan wilayah, desa adat ini berdiri sendiri dan mempunyai kahyangan tiga sendiri. Termasuk Pura Puseh yang beberapa tahun lalu dibangun. Kini di tahun 2024 desa adat menggelar karya Dewa Yadnya, Ngenteg Linggih.
Bendesa Adat Baler Bale Agung, I Nengah Subagia mengatakan karya Ngenteg Linggih ini dapat digelar dengan lancar mulai dari prosesi awal hingga puncak karya. Pelaksanaan dilakukan bergotong-royong bahu membahu dari krama desa yang terdiri tujuh banjar adat dan 27 tempek ini.
Pelaksanaan karya juga mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Jembrana. Pemerintah daerah memberikan bantuan Rp200 juta diserahkan Bupati Jembrana, I Nengah Tamba disaksikan seluruh undangan dan masyarakat yang hadir.
Bupati mengatakan bantuan hibah yang diberikan disesuaikan kemampuan APBD Kabupaten Jembrana. Hal tersebut untuk memberikan kesamaan hak kepada seluruh masyarakat yang melaksanakan upacara Yadnya.
Pelaksanaan upacara yadnya diperlukan adanya gotong-royong seluruh umat yang menyumbangkan tenaga, waktu, pikiran bahkan materiil. Untuk meringankan hal tersebut, bantuan dari pemerintah tentunya sangat dibutuhkan.
Upaya melestarikan adat dan budaya Bali dalam karya Dewa Yadnya ini mendapat dukungan daerah. Bendesa menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana yang ikut mendukung pelaksanaan upacara Ngenteg Linggih Pura Desa lan Puseh Baler Bale Agung.
Pihaknya berharap, Bupati Jembrana selalu memberikan perhatian kepada desa adat untuk bersama-sama melestarikan adat dan budaya Bali. Desa Adat Baler Bale Agung berbatasan dengan Berangbang dan Banjar Tengah.
Desa ini mencakup wilayah permukiman perkotaan karakteristik penduduknya juga cukup heterogen (plural). Dari total jumlah penduduk sebanyak 4000 KK, separuhnya atau sekitar 2000 KK merupakan krama Desa. Sisanya merupakan krama tamiu dan tamiu. (Surya Dharma/balipost)