Seorang warga memindahkan tabung gas elpiji 3 Kg atau gas melon dari truk pengangkut di Denpasar. Pangkalan di Kota Denpasar mengakui adanya pengurangan kuota gas melon. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk kesekian kalinya masyarakat di Kota Denpasar kesulitan membeli elpiji 3 kilogram. Kelangkaan gas melon ini sudah terjadi sejak sepekan terakhir.

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar sendiri mengaku sudah bersurat ke Pertamina untuk penambahan kuota. Sementara itu, pangkalan mengaku pasokan dikurangi hingga 50 persen dari distributor.

Salah seorang pemilik pangkalan di kawasan Penatih, Agung Putra Negari ditemui, Kamis (30/5) mengatakan, pasokan berkurang sejak seminggu terakhir. Ia menuturkan biasanya mendapat 60 tabung elpiji 3 kilogram sekali kirim. Seminggu belakangan, pihaknya hanya mendapat 30 tabung. “Pengirimannya memang lancar dari distributor, tapi jatahnya dikurangi dari 60 menjadi 30,” katanya.

Baca juga:  Hari Pertama PPKM, Bali Catatkan Rekor Baru Tambahan Harian Kasus COVID-19!

Terkait alasan pengurangan itu, distributor mengatakan kosong. “Alasannya kosong. Tapi memang menurut pembeli di mana-mana sulit mendapatkan LPG 3 kilo,” terangnya.

Bahkan banyak pembeli gas yang datang dari jauh untuk mencari ke pangkalan miliknya, seperti dari Jalan Gunung Agung maupun Jalan Ahmad Yani. Namun dikarenakan stok sedikit, dirinya hanya memprioritaskan pelanggan tetapnya.

Sementara itu, dikonfirmasi terkait kelangkaan gas LPG 3 kilogram ini, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengaku sudah bersurat ke Pertamina. Pihaknya bersurat untuk meminta penambahan kuota gas elpiji. “Kami sudah ajukan penambahan kuota untuk persiapan libur panjang ini ke Pertamina,” kata Arya Wibawa.

Baca juga:  Menag : Mahasabha PHDI Jangan Sampai Jadi Pintu Perpecahan

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari menambahkan, surat permohonan tambahan kuota diajukan untuk Mei dan Juni. Mengingat pada 2 bulan tersebut juga ada pelaksanaan hari raya besar dan cuti bersama. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN