Konsep makan All You Can Eat (AYCE) jadi salah satu cara memperkenalkan menu yang dimiliki restoran. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Konsep makan All You Can Eat (AYCE) jadi salah satu cara memperkenalkan menu yang dimiliki restoran. Strategi ini juga untuk menghindari pengunjung memilih menu yang itu itu saja, di tengah banyaknya pilihan.

Ide ini yang diterapkan pelaku usaha kuliner Ketut Pageh Atmaja. Pageh yang merupakan manajer restoran ini mengatakan selama puluhan tahun restoran yang dikelolanya menyajikan menu ala carte.

Seiring perjalanan waktu, ia melihat banyak varian masakan yang ada di menu minim dipesan. Selama ini, banyak yang hanya memesan nasi goreng, western food dan beef hot stone.

Baca juga:  Wisman Membanjiri Bali, Ironisnya Tingkat Hunian Tidak Terdongkrak

Padahal, pihaknya di Kori Restaurant, menyajikan ragam menu lokal Bali yang juga patut dicoba mengingat hampir sebagian besar konsumennya adalah wisatawan mancanegara.

“Konsep AYCE coba kami buat karena ingin memberikan piliham dengan menu yang kita jual selama ini, selama 26 tahun,” ujarnya didampingi Sales Marketing Ni Putu Elma Siswanti belum lama ini.

Ia menilai konsep AYCE semakin digemari. Dengan membuat paket seperti ini, pihaknya juga dapat memperkenalkan menu yang ada di restoran.

Baca juga:  Unmas Siap Jadi Pendamping Pertanian Organik

Paket AYCE yang dibuat terdiri dari 12 menu, perpaduan antara masakan Bali, Barat, dan Asia. “Jadi semua menu itu adalah yang biasa kami jual ditambah menu kombinasi,” ujarnya.

Dengan sentuhan chef lokal, menurutnya, menu tersebut dapat lebih memperkaya rasa. Menu AYCE ini hanya dijual pada hari Sabtu dan Minggu di saat Brunch time.

Selama ini diakui restoran yang berlokasi di Jalan Poppies, Kuta ini cukup ramai dengan repeater guests dari Australia. “Setelah pandemi COVID-19 banyak repeater yang datang dan rindu makan di sini. Makanya kami mencoba dengan konsep AYCE agar tamu repeater ini juga dapat mencoba menu lainnya,” jelasnya.

Baca juga:  Gigi Sensitif? Ini Makanan Pemicunya

Selain ingin memanjakan tamu repeater dan asing, ia juga ingin memperluas pasar lokal. Selama ini 80 persen tamunya merupakan asing. “Kami juga ingin mencoba market domestik, lokal,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN